SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menginovasikan aluminium bekas menjadi sumber energi terbarukan.
Melalui tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE), mereka melakukan penelitian untuk melihat seberapa besar pengaruh pre-treatment pada logam aluminium terhadap besarnya daya listrik yang dihasilkan.
Ketua tim PKM-RE ITS M Rizki Akbar menjelaskan bahwa penelitiannya dilatarbelakangi oleh keresahannya mengenai sampah kaleng dan aluminium foil bekas di sekitar laboratoriumnya.
Mahasiswa dari Departemen Teknik Fisika ITS tersebut menginovasikan riset berjudul Pengaruh Perlakuan Awal Limbah Aluminium Menggunakan Larutan HCl/Na2MoO4 terhadap Peningkatan Laju Hidrolisis dalam Produksi Hidrogen untuk Aplikasi Fuel Cell guna mengatasi permasalahan di laboratorium tersebut.
Riset yang dilakukan di Laboratorium Material Fungsional Maju ITS ini meneliti efek dari pre-treatment aluminium menggunakan asam klorida dan natrium molybdate terhadap laju produksi hidrogen.
Dalam prosesnya, reaksi hidrolisis yang terjadi pada aluminium menghasilkan gas hidrogen. Kemudian gas tersebut diuraikan menjadi energi listrik menggunakan alat bernama Proton-exchange Membrane (PEM) fuel cells.
Mahasiswa yang akrab dipanggil Kiba ini mengatakan, tahap pre-treatment tersebut berguna untuk mendapatkan logam aluminium yang bersih dari kotoran.
Dengan pre-treatment selama 60 detik, diketahui 0,5 gram kaleng aluminium dapat menghasilkan daya listrik sebesar 233,93 miliwatt.
Daya listrik tersebut jauh lebih besar daripada kaleng aluminium tanpa melalui tahap pre-treatment, yang hanya menghasilkan 29,78 miliwatt.
Dengan didampingi oleh dosen pembimbing dari Departemen Teknik Fisika ITS Dr Ing Doty Dewi Risanti ST MT, tim ini berhasil menyalakan lampu kecil selama 40 menit dengan menggunakan 4 gram kaleng aluminium.
Kiba menyimpulkan bahwa riset ini berpotensi menjadi sumber energi terbarukan di masa mendatang. Hal ini tentu saja dengan pengolahan yang lebih baik dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Dari riset yang dilakukan, tim PKM-RE ITS ini juga telah berhasil menjuarai ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 yang diselenggarakan pada November 2024 lalu.
Mereka berhasil membawa pulang dua medali sekaligus, yaitu medali perak untuk kategori poster dan medali perunggu untuk kategori presentasi.
Keberhasilan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi tim, karena berhasil mengharumkan nama almamater di kancah nasional.
Riset yang dilakukan oleh tim PKM-RE ITS ini merupakan salah satu contoh inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi limbah.
Tidak hanya itu, inovasi ini juga mengembangkan sumber energi terbarukan.
Terobosan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan energi di Indonesia.
Editor : Ali Masduki