Nabilah mengungkapkan, penggunaan semikonduktor tunggal hematit tidak mampu mengurangi laju karbon hingga menyentuh nilai yang ingin dicapai. Oleh karena itu, diperlukan semikonduktor lain berupa CeO2 yang memiliki stabilitas termal tinggi serta mencegah laju karbon.
“Modifikasi kedua material tersebut bertujuan untuk meningkatkan konversi energi matahari dan reaksi fotokatalitik,” imbuhnya.
Sedangkan penambahan material karbon mesopori terdoping nitrogen bertujuan meningkatkan kinerja reaksi reduksi oksigen guna menekan laju pembentukan oksigen dan meningkatkan produksi hidrogen.
“Penambahan seluruh material doping bertujuan agar memperoleh sifat material yang diinginkan untuk meningkatkan produksi hidrogen melalui metode water splitting,” terangnya.
Guna memastikan keabsahan, tim penelitian yang didampingi oleh dosen Dr Yuly Kusumawati MSi ini juga melakukan berbagai pengecekan karakterisasi material. Tak hanya itu, pengujian aktivitas fotokatalitik juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan jumlah komposisi doping Nitrogen dan Karbon.
“Lewat hal ini, efektivitas dari perubahan salah satu jumlah doping terhadap jumlah produksi hidrogen dapat tervisualisasikan,” tutur Nabila.
Mahasiswi berkacamata ini berharap, penelitian yang dilakukannya dapat membawa angin segar bagi pengembangan EBT di Indonesia. Nabilah mengungkapkan keinginan timnya untuk bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam mengembangkan metode water splitting ini.
“Semoga penelitian ini dapat digandeng oleh BRIN sehingga bisa menghasilkan energi bersih bagi masyarakat,” tutupnya.
Berkat kerja keras dan jerih payah yang dilakukan tim, penelitian ini juga telah berhasil meraih medali perunggu dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) kategori Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta (RE) 2023.
Anggota tim penelitian ini terdiri dari Reca Ardiyanti Rahman, Mintang Mulyanto, Lioz Alexander, dan Andi Fitri Ayu Lestari yang berasal dari Departemen Kimia ITS angkatan 2020 dan 2021.
Editor : Ali Masduki