Ganjar mengatakan, hari ini sivitas akademika dan juga masyarakat sipil telah bersuara untuk mengingatkan agar demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya. Hukum harus ditegakkan dengan tegas dan adil agar praktik KKN tidak tumbuh subur di Indonesia.
Politisi berambut putih yang pernah ikut memenangkan Presiden Joko Widodo dalam pilpres 2019 ini menyampaikan bahwa Jokowi saat itu mengajak rakyat agar tidak memilih pemimpin yang diktator dan otoriter. Jokowi juga mengingatkan kepada rakyat agar tidak memilih pemimpin yang mempunyai rekam jejak sebagai pelanggar HAM dan kekerasan.
“Lima tahun yang lalu dalam debat Capres 2019 saya tim kampanye Joko Widodo. Beliau menyampaikan dan kita diingatkan untuk tidak memilih calon yang punya potongan diktator dan otoriter, dan yang punya rekam jejak pelanggar HAM, yang punya rekam jejak untuk melakukan kekerasan yang punya rekam jejak masalah korupsi. Saya sangat setuju apa yang beliau sampaikan agar kriteria ini menjadi pegangan kita semua dalam memilih pemimpin,” katanya.
Terakhir, dirinya bersama Pak Mahfud berjanji jika kelak terpilih memimpin Indonesia, tidak akan mengecewakan rakyat. Sebab, baginya rakyat merupakan sumber energi dan ruang-ruang terbuka yang mesti diakomodasi.
“Mereka adalah detak jantung kami. Mandat rakyat adalah amanah suci buat kami. Dan Bismillahirrahmanirrahim kita mulai sebuah era baru Indonesia era di mana tidak satu rakyat pun ditinggalkan, no one left behind dan kita memasuki era gotong royong menuju Indonesia unggul,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Ganjar mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan inspirasi dan menitipkan harapan dengan memilih paslon nomor urut tiga Ganjar-Mahfud.
Editor : Arif Ardliyanto