SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 terjadi di Laut Jawa sekitar 114 kilometer (km) timur laut Tuban, Jawa Timur (Jatim), Jumat (22/3/2024). Dampak getaran terkuat terjadi Pulau Bawean dengan intensitas skala MMI V-VI.
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, barang-barang terpelanting hingga membuat sejumlah bangunan rusak. Selanjunya, Blora, Gresik, Surabaya, dan Kabupaten Banjar dengan skala MMI III-IV.
Lalu Mojokerto, Banjar Baru, Sampit, Banjarmasin, Martapura, Balikpapan, Tanah Grogot, Malang, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Semarang dengan skala intensitas II-III MMI. Selanjutnya Yogyakarta, Kulon Progo, Kebumen, Temanggung, Blitar dan Solo dengan skala MMI II.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat telah terjadi 68 kali gempa susulan. Gempa susulan terakhir terjadi pukul 18.40 WIB Jumat (22 Maret 2024. Gempa paling parah terjadi tadi pukul 15.52 WIB dengan kekuatan 6,5 magnitudo, dengan durasi 30 detik.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, pihaknya saat ini melakukan koordinasi dengan Pusat Krisis Kesehaatan Regional Jatim, BPBD kabupaten/kota. Juga melakukan penanganan pembersihan material pada wilayah masing-masing. "Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan berkoordinasi dengan BPBD dan pihak terkait," katanya.
Gatot menambahkan, dari hasil pemetaan diketahui sumber gempa berdekatan dengan Gresik tepatnya Bawean. Situasi ini ditengarai bisa menyebabkan dampak kerusakan bahkan korban. "Ada korban dua orang luka ringan karena kejatuhan genteng, serta ada 6 rumah rusak ringan di wilayah Gresik dan satu rumah rusak berat di wilayah Tuban. Dua sekolah rusak ringan di wilayah Gresik yaitu di posisi di wilayah Bawean,” jelasnya.
Dari catatan Pusdalops BPBD Jatim, gempa besar terjadi pada siang yaitu magnitudo 6,1 dan sore sekitar pukul 15.56 dengan magnitudo 6,5. Meski terjadi di lautan namun gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. “Ini adalah jenis gempa dangkal, dimana kejadiannya di kedalaman 10 km. Penyebabnya adalah getaran dari gerakan sesar aktif Pulau Jawa tapi gerakan ini tidak berpotensi tsunami,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto