Moordiati mengungkapkan bahwa pada mulanya berbagi hampers merupakan bentuk ucapan terima kasih dan balas budi kepada penerima.
Namun, pada perkembangannya, makna hampers berubah menjadi wujud apresiasi dan penghargaan kepada orang lain, terutama selama perayaan-perayaan agama atau acara sosial. Makna tersebutlah yang menjadi tonggak awal budaya berbagi hamper saat lebaran.
Meskipun demikian, makna hampers telah berkembang menjadi simbol yang kompleks dalam masyarakat modern. Menurut Moordiati, hal tersebut terjadi seiring dengan perubahan budaya dan nilai-nilai sosial.
Kini, penggunaan hampers seringkali menjadi penanda status sosial, baik bagi pemberi maupun penerima. Pemberian hampers yang mewah atau eksklusif dapat menjadi cara untuk menunjukkan status atau kekayaan.
Sementara itu, penerima hampers dapat menganggapnya sebagai pengakuan atas kedudukan sosial dalam masyarakat.
"Sekarang hampers dimaknai sebagai status sosial. Semakin tinggi nilai hampers yang diberi atau diterima, bisa menjadi penanda tingginya status sosial pula," ungkapnya.
Dengan demikian, hamper tidak hanya menjadi simbol kedermawanan dan rasa terima kasih, melainkan juga mencerminkan dinamika kompleks dari struktur sosial dan budaya dalam masyarakat.
Praktik memberikan dan menerima hampers atau parcel lebaran telah menjadi bagian dari ritual sosial dan perayaan, yang tidak hanya melibatkan pertukaran materi, tetapi juga melibatkan permainan status dan pengakuan dalam dinamika sosial yang lebih luas.
Editor : Ali Masduki