Langkah pertama, Lilis bersama Gunawan menuangkan langsung 300 gram gula merah yang sudah dihancurkan ke dalam sebuah wadah plastik besar, kemudian dilarutkan dengan 3 liter air mentah. Setelah kedua bahan tersebut larut, semua sampah kulit buah dan juga beberapa sisa potongan sayuran dimasukkan kedalamnya.
“Semua sampah dapur bisa digunakan, yang penting jangan berlemak, jangan terkena minyak dan jangan yang bertekstur keras ya,” ungkap Lilis.
Setelah semua bahan tersebut diaduk, maka tutup rapat wadah plastik tersebut dan biarkan selama hingga 3 bulan.
“Nanti di minggu pertama dan ketiga jangan lupa buka tutupnya untuk mengeluarkan gas. Setelah 3 bulan itu nanti baru bisa disaring dan dipisahkan ke wadah baru atau botol-botol plastik,” jelas Lilis yang juga mengajar sebagai Dosen Perpajakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undika.
Kegiatan ini pun disambut oleh antusiasme para peserta yang hadir, salah satunya adalah Surachman. Pria berusia 67 tahun ini sangat bersemangat dan senang saat mengetahui bahwa Undika mengadakan pelatihan tentang pembuatan eco enzim di kelurahan tempatnya tinggal.
“Sampai saat ini saya belum pernah membuat (eco enzim), tapi saya sering cari tahu di internet dan kebetulan saya punya banyak bahan di desa seperti buah-buah jeruk yang terkena hama yang bisa dimanfaatkan,” tuturnya.
Editor : Ali Masduki