SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Era digitalisasi menjadikan semua ativitas serba mudah dan instan. Hal itu juga terjadi dalam dunia fotografi. Cukup menggunakan gawai, siapa saja kini bisa dengan mudah menghasilkan karya foto yang layak.
Fenomena tersebut tentu menjadi tantangan sendiri bagi jurnalis foto atau mereka yang bercita-cita menjadi jurnalis foto. Belum lagi menjamurnya media siber yang sangat jarang memberi ruang kepada jurnalis foto. Untuk menghasilkan foto jurnalistik, wartawan atau reporter bisa memakai smartphond
Namun di balik kian menyempitnya kesempatan itu, ternyata masih ada harapan bagi mereka yang masih menekuni profesi sebagai pewarta foto.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Pres Ninik Rahayu, usai menutup Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Surabaya, pada Sabtu (4/5/2024).
Menurut dia, ke depan potret akan menjadi gaya pemberitaan yang sangat subtansial dan memiliki respon cukup tinggi dari publik.
“Dari sebuah foto bisa melahirkan banyak persepsi dan itu yang memberian ruang kepada masyarakat untuk mendialogkan dari berita itu tanpa diberikan narasi apupun. Objek yang di potret oleh kawan-kawan wartawan foto kritik sosial,” kata Ninik.
Ia pun memberikan petuah kepada asosiasi Pewarta Foto Indonesia (PFI) yang jumlah anggotanya relatif sedikit jika dibangdingkan dengan organisasi pers lainnya.
"Tadi disampaikan pa;ing sedikit dengan yang lain itu harus menjadi semangat. Dengan jumlah yang sedikit itu profesi pewarta foto masih relatif dibutuhkan,” tuturnya.
Editor : Ali Masduki