SURABAYA, iNews.id - Saat membicarakan soal bom atom kecil kemungkinan kita memikirkan Indonesia meskipun kita sebenarnya memiliki militer yang kuat.
Untuk urusan bom atom sepertinya Indonesia belum sampai tahap menciptakan senjata pemusnah massal tersebut. Akan tetapi tahukah kamu bahwa sebenarnya Indonesia sudah pernah merencanakan pembuatan senjata pemusnah massal tersebut.
Bermula dari uji coba bom termo nuklir Amerika Serikat di daerah Pasifik. Tahun 1954 Amerika Serikat melakukan uji coba Bom Hidrogen di Kepulauan Marshal, Samudera Pasifik.
Uji coba ini jelas membuat Presiden Soerkarno khawatir. Dia khawatir wilayah Indenesia di bagian yang dekat dengan Samudera Pasifik akan terkena dampaknya.
Oleh karena itu Presiden Soekarno mencari ahli radiologi dan memintanya untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa Indonesia aman dari uji coba tersebut.
Namun tim penyelidik memberikan saran agar pemerintah memanfaatkan hal ini untuk mengembangkan bidang nuklir. Maka dari itu dibangunlah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Atom.
Indonesia akhirnya menjalin kerjasama terutama dengan Badan Atom Internasional. Dari situlah akhirnya Amerika Serikat memberikan bantuan dan menjalin kerjasama bilateral dengan Indonesia melalui program Atom for Peeace.
Amerika memberikan sumbangan dana sebesar 350 ribu dollar untuk membangun reaktor nuklir dan 141 ribu dollar untuk riset dan pengiriman beberapa tenaga ahli. Pada bulan April 1961 Amerika Serikat akhirnya memiliki reaktor nuklir pertamanya yaitu Triga Mark II.
Kerjasama yang awalnya baik akhirnya merenggang setelah Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy wafat. Apalagi dengan usaha Soekarno yang terus menentang Neo Kolonialisme dan Imperealisme oleh negara barat.
Kondisi semakin memburuk ketika Amerika berperang dengan Vietnam dan Inggris mendorong pembentukan Federasi Malaysia.
Bung Karno akhirnya harus memikirkan cara lain untuk mengembangkan nuklir ini. Maka kemudian dia beralih ke Tiongkok yang berhasil melakukan uji coba bom atom pertamanya pada tanggal 16 Oktober 1964.
Diam-diam Presiden Soekarno mengirimkan ahli nuklir dan petinggi militer ke Tiongkok dengan tujuan belajar untuk membuat bom atom.
Pada tanggal 15 November 1964 Indonesia mengumumkan akan melaksanakan uji coba bom atom pada tahun 1969. Sebanyak 200 ilmuwan sedang bekerja memproduksi senjata pemusnah massal tersebut.
Presiden Soekarno mengungkapkan bahwa pembuatan bom atom tersebut adalah untuk menjaga kedaulatan dan menjaga tanah air.
Pengumuman tersebut jelas membuat dunia menjadi kaget. Negara-negara barat segera melayangkan protes. Menteri pertahanan Australia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahkan Perdana Menteri Malaysia juga merasa terancam tentang niat Indonesia tersebut.
Pada bulan September 1965 Amerika dan Indonesia kembali membuat perjanjian kerjasama nuklir. Ada beberapa hal yang ditambahkan dalam perjanjian tersebut seperti Indonesia harus mengijinkan reactor nuklirnya diinspeksi oleh mereka.
Tujuan dari pasal tambahan tersebut adalah untuk mengendalikan Indonesia. Meski begitu Ameriak Serikat belum bisa mengatasi keinginan ambisius ini.
Barulah setelah kepemimpinan Presiden Soekarno jatuh pada tahun 1965 rencana untuk pembuatan bom atom ini pupus dengan sendirinya.
Setelah Soeharto berkuasa pemerintah tidak punya keinginan untuk mengembangkan bom atom. Perjanjian nuklir dengan Amerika akhirnya hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan, pertanian dan perekonomian.
Pada masa tersebut Indonesia merupakan kekuatan yang ditakuti meski termasuk negara yang berusia masih muda. Karena itulah ketika Presiden Soekarno mengumumkan rencananya untuk membuat bom atom, negara-negara lain langsung kelabakan dan tidak tinggal diam.
(Penulis: Oktavianto Prasongko)
Editor : Ali Masduki