Perangkat tempur lain yang dibawa Tatang Kisworo adalah teropong siang dan malam, radio komunikasi, senapan serbu AK-47 untuk kepentingan membela diri, obat-obatan sekedarnya, makanan tahana lama untuk 2 hari berupa geplak atau tepung padat dan pakaian kamuflase.
Akan tetapi dalam misi pada daerah paling rawan ini yaitu di Timorleste, Kolonel Edi Sudrajat menyertakan pengawal dari satuan Kopassus yaitu Letnan Ginting. Letnan Ginting membekali dirinya dengan senapan serbu AK-47 dan teleskop.
Mendapat pengawalan dari seorang prajurit yang masih muda dan hanya mengenakan pakaian tempur warna hijau loreng itu, Tatang justru merasa terganggu karena bukan merasa mengawal malahan Tatang justru harus melindungi pengawalnya tersebut.
Dalam misi tempur, seorang sniper berdasar dari didikan Gun Baret harus ditemani seorang Spotter (Observer) yang bertugas sebagai partner yang juga berkemampuan sniper dan dilengkapi dengan senapan penembak jitu.
Antara sniper dan spotter juga harus latihan bersama agar kerjasama di medan tempur lebih mudah termasuk ketika harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Seorang spotter yang dibekali dengan senapan serbu juga harus siap melaksanakan misi melindungi apabila dalam keadaan terdesak sehingga tembakan yang dilancarkan terus-menerus ke musuh bisa menjadikan partnernya selamat.
Dalam kondisi yang paling terdesak pun seorang spotter harus siap mengumpankan dirinya sebagai sasaran tembak sehingga partnernya ada kemungkinan bisa selamat dan harus bisa menjalankan tugasnya secara maksimal.
Editor : Ali Masduki