Wisata Sawah Calina Bato bukan hanya destinasi wisata siang hari, melainkan juga dapat dinikmati pada malam hari. Tempat ini buka hingga pukul 22.00 WIB, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati suasana yang berbeda di malam hari.
Setelah berjalan-jalan di area sawah, pengunjung dapat turun ke bagian perkebunan cabe. Di sini, mereka dapat melihat berbagai varietas cabai yang ditanam dengan subur.
Selain itu, pengunjung juga bisa mengunjungi perkebunan pepaya yang cukup luas. Bahkan, ada kesempatan untuk ikut serta dalam panen pepaya jika berkunjung pada saat yang tepat.
Tidak hanya menawarkan keindahan alam, Wisata Sawah Calina Bato juga memiliki kafe di tengah-tengah perkebunan. Pengunjung dapat menikmati suasana asri sambil menikmati kopi atau makanan ringan.
Kafe ini menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai setelah menjelajahi keindahan alam sekitarnya.
Sebelum berakhir, wisatawan berkesempatan berbincang dengan pemilik wisata ini. Mereka menjelaskan visi dan misi dalam membangun tempat wisata ini, memberikan nilai tambah tidak hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk pendidikan pertanian di daerah tersebut.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengajak masyarakat untuk datang ke Sumenep, guna menikmati pemandangan yang indah dan menawan. Salah satunya adalah Wisata Sawah Calino Bato yang destinasi wisata favorit bagi anak muda.
“Ayo ke Sumenep kunjungi destinasi wisata di kabupaten Sumenep, salah satunya adalah wisata Sawah Calina Bato,” katanya, Sabtu (29/6/2024).
Ketua DPC PDIP Sumenep itu mengatakan, Sumenep memiliki berbagai destinasi wisata menarik yang bisa dikunjungi, baik wisata alam, budaya, maupun religi.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata pantai bisa datang ke Gili Labak, Pantai Lombang dan Pantai Slopeng, Pantai 9 dan Pantai E-kasogi.
Cak Fauzi menuturkan, pengunjung juga bisa menikmati keindahan pulau kaya oksigen yakni Gili Iyang. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut karena ingin menghirup udara segar.
“Wisatawa juga bisa menikmati hutan mangrove serta bukit tawaf, pasir kasur,” pungkas Cak Fauzi.
Editor : Arif Ardliyanto