Setiap Pengajian Isra’Mi’raj Nabi Muhammad SAW seringkali Qori’ membaca QS. Al Isra’ ayat 1 sebagai Tradisi pembacaanya, yang artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya( Nabi Muhammad) pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Setidaknya ada dua kata masjid dalam ayat itu, yang menunjukan bahwa Nabi Muhammad diajak jalan jalan oleh Allah SWT dari masjid kemasjid setelah beliau mengalami kesusahan yang luar biasa, yang dalam sirah Nabawiyah kita sebut “Amul Huzni” yang artinya tahun kesedihan. Karena pada tahun itu Rasulullah SAW ditinggal Istri yang dicintainya yaitu Sayyidah Khadijah dan paman yang selalu membelanya yaitu Abu Thalib. Ditambah lagi ditahun tahun tersebut, cobaan terhadap kaum muslimin atas dakwah Nabi sedang menjadi jadi. Seperti Teror, Siksaan dan hujatan seakan tak henti hentinya. Nabi Muhammad SAW, dan para kaum Muslimin juga diboikot oleh Kafir Quraisy, tidak boleh berdagang maupun aktivitas lainya yang berurusan dengan penduduk.
Peristiwa Isra’ Mi’raj ini terjadi pada tahun ke 10 Kenabian yaitu pada tanggal 27 Rajab sebelum Nabi Hijrah ke Madinah. Melalui peristiwa inilah Allah SWT memberikan semacam refresing kepada Rasulullah atas kejadian yang menimpanya. Allah menjalankan hambanya dari masjidil haram ke masjidil aqso yang disebut dengan istilah “Isra” dan menjalankan dari bumi menuju Sidrotul muntaha ( langit ke tujuh ) yang disebut dengan “Mi’raj” dalam suatu malam yang mendapatkan “oleh oleh “ berupa perintah Shalat lima waktu dari Allah SWT.
Menarik disini kita bahas ternyata Masjid dan Shalat adalah seperti mata uang yang tidak bisa dipisahkan bagaimana itu adalah cara Allah SWT untuk menghilangkan kesedihan.
Editor : Arif Ardliyanto