Selain itu, kegiatan sosial rutin seperti posyandu lansia, posyandu balita, kelas balita, kelas ibu hamil, dan posyandu remaja semakin memperkokoh semangat kebersamaan. Penanganan stunting pun menjadi kerja bersama antara desa, RT, dan RW. "Kami sangat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila," tegas Sri Astuti.
Babinsa Koramil 02 Candi, Koptu Hartono, yang juga menjadi pembina Kampung Pancasila di Desa Gelam, memberikan dukungan penuh. "Kami membentuk karang taruna dan memberikan arahan agar mereka membantu mensukseskan program desa," katanya.
Ibu PKK Desa Gelam aktif merancang acara untuk kegiatan dipompin Ibu Kepala Desa, Sri Astuti Ningsih. Foto iNewsSurabaya/arif
Tokoh Desa Gelam, Tomas Tri Rahmat Wibowo, menambahkan bahwa pengakuan sebagai Kampung Pancasila merupakan bukti nyata keberhasilan program desa. Saat ini, Desa Gelam juga dipercaya sebagai salah satu tempat Restorative Justice di Jawa Timur.
"Bayangkan, kami menjadi salah satu desa di Sidoarjo yang dipercaya menangani persoalan hukum. Ini adalah kebanggaan tersendiri bagi warga, berkat kerja bersama yang dipimpin oleh Kepala Desa," ujarnya.
Sindhy Nurhaliza, mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur semester 6, yang melakukan KKN di Desa Gelam, mengaku senang bisa berpartisipasi dalam berbagai program desa. "Kami memberikan wawasan mengenai ketahanan pangan dan pengetahuan soal stunting," tuturnya.
Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, Desa Gelam tidak hanya mengamalkan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga menjadi contoh desa yang berhasil mengangkat potensinya ke level yang lebih tinggi.
Editor : Arif Ardliyanto