get app
inews
Aa Text
Read Next : Relawan Pilar 08 Gak Mau Lengah, Malam Tahun Baru Tetap Kerja Politik dan Atur Strategi Pemenangan

Fakta Sejarah Mengapa Ukraina Berani Menentang Rusia Hingga Berimbas ke Piala Eropa 2020

Senin, 28 Februari 2022 | 08:45 WIB
header img
Foto ilustrasi MPI

Pada tahun 2015 tepatnya di bulan Februari melalui upaya penengahan yang dilakukan oleh Prancis, Jerman, Rusia dan Ukraina, dua pihak mencapai kesepakatan gencatan senjata melalui Perjanjian Minsk II untuk membentuk zona aman. 

Dimana tank dan arteleri berat dilarang untuk dipergunakan, sedangkan militer Rusia harus pergi dari Ukraina.

Perjanjian Minsk II ini juga mengakui wilayah separatis sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk serta menguraikan bagaimana mereka bisa kembali bergabung dengan Ukraina. 

Namun semua kesepakatan ini tidak ada satupun yang tercapai. Rusia terus menyulut pertempuran dengan mendukung pasukan separatis dan menyiapkan pasukan militernya sendiri. Sedangkan Ukraian terus mencurahkan sumber daya alamnya untuk bertahan dari serangan. 

Para separatis memiliki dukungan dana, persenjataan dan jaminan militer Rusia yang begitu besar. Merekalah yang sering melakukan pelanggaran gencatan senjata. 

Di pihak Ukraina sendiri kekuatannya berasal dari pihak militer Ukraina dan para sukarelawan. Sebagain milisi sukarelawan ini beraliran sayap kanan yang dulunya pernah menyerang pemerintah Kiev beberapakali karena tidak puas dengan keputusan pemerintah pusat.  

Namun Kiev mau tidak mau terus mendanani dan mempersenjatai kelompok-kelompok ini karena merekalah satu-satunya pertahanan yang melawan pemberontakan di Ukraina bagian timur. 

Pada bulan April 2021, Rusia kembali dikabarkan memusatkan pasukannya di perbatasan dengan Ukraina. Ketegangan terus memanas karena terjadi pergerakan militer di sejumlah wilayah seperti di Voronezh, Rostov dan Krasnodar. 

Uni Eropa mengestimasi ada kurang lebih 100 ribu pasukan tentara Rusia di perbatasan Crimea yang telah direbut oleh Rusia sejak tahun 2014. Meskipun ada gencatan senjata namun perang masih tetap berlangsung. 

Kedua belah pihak menembakkan arteleri berat untuk unjuk kekuatan. Dalam kondisi seperti ini yang paling menderita adalah warga sipil. Semua target sasaran adalah kebutuhan pokok sehari-hari dan untuk bertahan hidup. Bahkan konflik terus bergulir hingga pagelaran Piala Eropa 2020

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut