Kepemimpinan Habib Ali Hasan Al Bahar sebagai Ketua LAZISNU PBNU kembali membuktikan kelasnya. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Lumire Jakarta pada 6-8 September 2024, Habib Ali tampil sebagai sosok pemimpin yang menginspirasi, penuh komitmen, dan tak kenal lelah dalam menjalankan tanggung jawabnya.
Sejak hari pertama Rakernas hingga detik-detik terakhir penutupan, Habib Ali tidak hanya hadir sebagai simbol, tetapi sebagai pemimpin yang aktif terlibat. Kehadirannya di setiap sesi diskusi menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi masa depan LAZISNU. Dengan antusiasme yang terus membara, ia menunjukkan dedikasi luar biasa, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil berada di jalur yang benar.
Puncak dari Rakernas ini adalah saat Habib Ali memberikan sambutan penutupan yang tak hanya menggetarkan, tetapi juga mengharukan. Dengan suara yang penuh ketulusan, ia mengucapkan terima kasih kepada setiap anggota panitia. Satu per satu, nama-nama mereka disebutkan dan diberi penghormatan langsung oleh Habib Ali, tindakan yang jarang dilakukan pemimpin di levelnya.
Mata para peserta Rakernas berkaca-kaca. Banyak yang tak mampu menahan air mata karena terharu dengan sikap rendah hati dan empati yang ditunjukkan Habib Ali. Sikapnya yang hangat ini memperlihatkan bahwa di balik kekuatan kepemimpinannya, ia adalah sosok yang selalu menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di atas segalanya.
Kontroversi Logo yang Terhempas oleh Komitmen LAZISNU
Di tengah atmosfer positif Rakernas, sempat muncul isu mengenai logo acara yang dikatakan mirip dengan gerakan tertentu. Namun, kontroversi ini seolah hanya hembusan angin yang tidak berdasar. Bagi Habib Ali, fokus Rakernas tetap pada upaya memperkuat peran LAZISNU sebagai lembaga filantropi yang kredibel dan profesional.
"Logo hanyalah simbol," tegas Habib Ali dalam salah satu sesi, "yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membangun kerjasama yang lebih luas untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat." Dengan pernyataan ini, ia berhasil mengembalikan perhatian peserta kepada misi utama LAZISNU.
Editor : Arif Ardliyanto