"Jadi kita gunakan mess yang dicouting dengan zinc-outside untuk menangkap minyak tapi tidak menangkap air dan puli diameter dioksin," jelasnya ditemui di sekolah usai pulang dari kompetisi MiiEX.
Selanjutnya Devan dan tim menggunakan drone untuk mengidentifikasi minyak di laut. Drone akan mengirim sinyal ke kapal jika ada minyak di laut. Kemudian kapal akan bergerak membersihkan minyak.
Meski penelitian menggunakan studi kasus di laut, namun, guna melihat efektifitas alat yang dibuat, Devan membuat kolam laut buatan dengan pH yang disesuaikan dengan air laut asli. Pembuatan kolam laut buatan ini bekerjasama dengan Sekolah Robot Indonesia. Sementara untuk tempat uji lab pihaknya bekerjasama dengan ITS. Dari hasil ujicoba dikolam buatan tersebut, Devan menyebut alat bisa mereduksi hingga 100 persen dengan metode box counting.
Untuk sampai berhasil, Devan dan tim harus menemukan algoritma yang sesuai. algoritma ini untuk mengidentifikasi minyak yang ada di laut.
Kedepan, Devan mengungkapkan untuk pengembangan lanjutan identifikasi dengan menggunakan drone akan dialihkan menjadi autopilot.
"Kalau inovasi ini kan kita masih buat dengan pengendali untuk mengirim sinyal ke kapal. Kedepan tanpa pengendali," pungkas.
Inovasi inipun ditambahkan Kepala SMAN 5 Surabaya, Sukirin merupakan produk dari program one student one talent. Program ini memacu para siswa untuk terus berinovasi sesuai bidang karya masing-masing siswa. Dalam setahun, kata Sukirin melalui program ini ada lebih dari 20 karya inovasi yang dikompetisikan baik di tingkat nasional maupun international. Bahkan dalam waktu dekat ini, siswa SMAN 5 Surabaya tengah bersiap mengikuti kompetisi bergengsi OPSI yang digelar Kemendikdasmen.
"Dengan adanya program ini, kami terus dorong para siswa berinovasi dan berprestasi. Tidak hanya ditingkat nasional tapi juga international. Kami biasakan mereka untuk bersaing secara ketat dengan kompetitor yang juga unggul dibidangnya. Dan Alhamdulillah siswa kita selalu mengharumkan nama almamater sekolah juga daerahnya," tandas pria yang akrab disapa Kirin ini.
Editor : Arif Ardliyanto