get app
inews
Aa Text
Read Next : Jabat Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya, Alif Iman Waluyo Ingin Pembangunan Infrastruktur Efektif

Kehidupan yang Baik: Seni Menemukan Makna dan Kebahagiaan

Sabtu, 30 November 2024 | 08:07 WIB
header img
Irsyad Sabiluddin, Mahasiswa semester III Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP), Universitas: Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Foto iNewsSurabaya/lukman

KEBAHAGIAAN dan makna hidup adalah pencarian universal setiap orang di tengah kompleksitas kehidupan modern. Dr. Martin Seligman, seorang pelopor psikologi positif dari Universitas Pennsylvania, mengubah cara kita melihat potensi manusia. Psikologi positif berbeda dengan psikologi tradisional yang berkonsentrasi pada penyembuhan gangguan mental. Psikologi positif fokus pada pengembangan kekuatan dan potensi terbaik manusia.

Seligman menyatakan bahwa psikologi bukan hanya tentang memperbaiki apa yang salah tetapi juga tentang membangun apa yang benar. Pandangan ini menawarkan perspektif baru tentang bagaimana mendapatkan kehidupan yang baik. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana temuan ilmiah terbaru dalam psikologi positif dapat digunakan untuk membantu setiap orang meningkatkan kualitas hidup mereka.

Definisi Kehidupan yang Baik
Kehidupan yang baik bergantung pada dua hal, yaitu kebahagiaan dan makna hidup. Konsep ini diusulkan oleh Martin Seligman yang mengatakan bahwa ada dua aspek kesejahteraan yang saling melengkapi. Pertama adalah dimensi Hedonic Well-Being yang berfokus pada menemukan makna hidup dan mencapai tujuan pribadi, kedua adalah dimensi Eudaimonic Well-Being yang lebih mendalam dan berfokus pada mengalami emosi positif dan kebahagiaan setiap hari.

Kehidupan yang baik tidak hanya bergantung pada teori. Studi terbaru oleh Huo et al. (2019) menemukan bahwa kualitas hidup sangat penting untuk kesejahteraan psikologis. Studi ini menunjukkan bahwa hidup memiliki dua aspek yang saling berhubungan.

Pertama, makna hidup yang terinternalisasi (Implicit Meaning in Life/MIL) komponen ini berfungsi sebagai “benteng” yang melindungi mental seseorang. Dalam situasi stres, MIL membantu individu tetap stabil, bahkan memoderisasi hubungan antara makna dan risiko depresi. 

Kedua, makna hidup yang eksplisit (Explicit Meaning in Life) berbeda dengan MIL, komponen ini terbentuk melalui pemikiran mendalam tentang nilai-nilai, pembelajaran dari pengalaman, dan visi masa depan. Dengan memiliki makna hidup yang jelas, seseorang dapat membangun identitas yang kuat dan menemukan jalan hidup yang jelas.

Menurut Seligman, kehidupan yang baik tidak hanya ditentukan oleh kebahagiaan sesaat. Sebaliknya, ia menekankan pentingnya membangun hubungan yang bermakna, mencapai tujuan pribadi, dan berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan. Kombinasi antara kebahagiaan (hedonic) dan makna hidup (eudaimonic) ini menciptakan dasar yang kokoh untuk pengembangan diri yang berkelanjutan.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut