Sementara di sisi arkeologi, temuan-temuan harta karun benda bersejarah yang ditemukan dalam ekskavasi selama empat tahap sejak tahun 2019, hingga September 2021 lalu semakin memperkuat hipotesis situs Kumitir merupakan istana Bhre Wengker. Di antaranya ditemukannya talut sepanjang 316 meter serta berbagai pecahan genting dan keramik serta temuan-temuan lain.
"Ketika tahun 2020 lalu kita sempat berpikir, apakah yang ada di dalam dinding seluas itu, 316x203. Kalau di catatan Ma Huan yang berdinding hanyalah istana. Kemudian penelitian Pezo menyebutkan ada dua puri, Puri Hayam Wuruk dan Puri Wengker. Puri Wengker ada di sebelah timur Puri Hayam Wuruk," kata Wicak.
Ditambah lagi serat yang ada di Pararaton yang menyebutkan dalam peristiwa Paregrek adanya perang istana barat dan timur. Perang tersebut terjadi pasca-Hayam Wuruk berkuasa. Perang ini melibatkan Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi. Wikramawardhana merupakan putra Hayam Wuruk buah pernikahan dengan Prameswari anak dari Bhre Wengker.
Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit
Sementara Bhre Wirabhumi merupakan anak dari selir. Wirabhumi diangkat anak oleh Bhre Daha dan dibesarkan di istana timur Majapahit. Wirabhumi menikah dengan cucu ibu angkatnya, Nagarawardhani dan menjadi Bhre Lasem. Namun karena kekuasaan, akhirnya kedua bersaudara itu saling berhadap-hadapan.
"Kalau itu bukan istana timur, lantas di mana istana timur? Jadi kami berhipotesis dengan kemudian menggali mengekskavasi apakah hipotesis itu benar atau salah. Toh dinding keliling 316x203 meter persegi juga awalnya hipotesis yang kemudian memunculkan kebenarannya," tutur Wicak.
Editor : Arif Ardliyanto