Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga saat ini belum ditemukan kasus infeksi HMPV di Indonesia. Virus ini sendiri telah terdeteksi sejak 2001, namun hingga kini belum ada terapi antivirus atau vaksin yang dikembangkan secara prioritas.
Kendati demikian, Dinkes Surabaya terus memantau situasi global dan nasional. “Kami siap mengambil tindakan cepat jika kasus ditemukan di Kota Surabaya,” tegas Nanik.
Pengawasan dan Kolaborasi Antar Lini
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Surabaya bekerja sama dengan lintas OPD untuk memperketat pengawasan di pintu masuk kota seperti bandara dan pelabuhan. Penguatan edukasi juga dilakukan kepada tenaga kesehatan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).
“Kami memastikan tenaga kesehatan di Puskesmas maupun rumah sakit mampu mengenali dan menangani gejala infeksi HMPV dengan cepat dan tepat,” imbuhnya.
Nanik turut mengimbau warga, khususnya yang baru kembali dari luar negeri atau daerah dengan kasus HMPV, untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, atau kesulitan bernapas.
“Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Jika merasakan gejala, segera periksa ke Fasyankes terdekat,” pungkasnya.
Dengan langkah proaktif ini, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk melindungi kesehatan warganya dari ancaman virus HMPV.
Editor : Arif Ardliyanto