SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Di tengah kompleksitas kehidupan sosial, pertanyaan tentang bagaimana menyalurkan bantuan kepada yang membutuhkan seringkali menimbulkan dilema.
Ketua ICMI Jawa Timur, Ulul Albab, dalam kajian inspiratifnya tentang infak, mengangkat ayat Al-Qur'an Surah Adh-Dhariyat (51:19) yang menyebutkan hak "Saa’il" (peminta-minta) dan "Mahrum" (mereka yang tidak meminta-minta) dalam harta kita. Pertanyaan kunci: siapakah yang lebih berhak diprioritaskan?
"Ayat ini mengundang banyak pertanyaan," ujarnya. "Di jalanan, kita sering jumpai peminta-minta, sebagian bahkan berpenghasilan tinggi. Di sisi lain, ada 'Mahrum', mereka yang membutuhkan namun menjaga harga diri dengan tidak meminta-minta. Mereka ini seringkali luput dari perhatian kita," lanjutnya.
Dosen Unitomo Surabaya ini menjelaskan bahwa memberi kepada peminta-minta tidak selalu tepat. Meskipun Islam mengajarkan memberi dengan tulus, pemberian tanpa pertimbangan matang dapat menimbulkan ketergantungan. Surah At-Tawbah (9:60) menegaskan zakat dan infaq hanya untuk mereka yang benar-benar membutuhkan.
"Kita perlu lebih berhati. "Tidak semua yang meminta-minta perlu diberi. Yang lebih penting adalah pemberian yang memberdayakan, bukan sekadar meringankan beban sementara," tegas Ulul Albab.
Ia mencontohkan "Mahrum" seperti pedagang kecil, nelayan, atau tukang sampah yang berjuang keras meski penghasilannya minim. Mereka membutuhkan dukungan lebih dari sekadar uang, melainkan kesempatan untuk mandiri.
Bantuan berupa pendidikan, pelatihan keterampilan, atau akses pasar yang lebih luas jauh lebih produktif daripada sekadar uang tunai.
"Pemberian yang efektif adalah yang mendorong mereka untuk berkembang dan keluar dari ketergantungan," tambahnya. Bantuan yang tidak merendahkan martabat, tetapi mengangkat mereka untuk bersaing.
Ulul Albab mengajak kita untuk merefleksikan cara berinfaq. Apakah kita memberi dengan cara yang memberdayakan atau hanya memberi sementara?
Menyalurkan bantuan bukan sekadar memberi, tetapi memberi dengan pertimbangan mendalam, melihat lebih dari sekadar penampilan luar. Tujuannya adalah menciptakan solusi berkelanjutan, bukan hanya menyelesaikan masalah sesaat.
Editor : Ali Masduki