Reuni Akbar Undar Jombang 2025, Alumni Tilik Kampus Ungkap Kisah Perjuangan dan Seruan Kebangkitan
Salah satu momen paling dikenang adalah saat seminar nasional menghadirkan tokoh hukum Adnan Buyung Nasution di kampus Undar, yang sempat membuat Rektor Undar kala itu, Lukman Hakim Musta’in, dipanggil aparat. Namun hal itu justru menunjukkan keberanian dan sikap demokratis sang rektor.
"Tanpa keberanian beliau, Undar tak akan sebesar dulu," ucapnya penuh hormat.
Tak hanya soal aktivisme, Syamsunar juga mengungkap dimensi spiritual gerakan mahasiswa Undar yang berakar dari Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU). Ia mengenang pesan KH Rifai Romly yang menyentuh hatinya dan menjadi bekal perjuangan intelektual.
"Kalau kamu tidak bisa mengaji, tidak bisa mengikuti apa-apa, tidur saja di pondok. Tidak apa-apa," kenang Syamsunar, menirukan pesan sang kiai yang membekas hingga kini.
Menurutnya, kekuatan Undar terletak pada trisula warisan KH Mustain Romly: pondok pesantren, tarekat, dan kampus. Ia menyerukan pentingnya menghidupkan kembali filosofi itu agar Undar bangkit.
"Cita-cita beliau: 'berotak London, berhati Masjidil Haram' adalah kompas kami. Trisula ini harus kembali jadi jangkar kebangkitan Undar," serunya.
Selain Syamsunar, hadir pula alumni berpengaruh lainnya seperti KH Akhmad Jazuli (Asisten Administrasi Umum Sekdaprov Jatim) dan KH Ubaidillah Haris (Syuriah PWNU Jawa Barat). Keduanya menegaskan bahwa Undar adalah kampus berbasis nilai-nilai Nahdlatul Ulama (NU) yang kuat.
"Undar punya kelamin NU, dan saya dibentuk oleh Undar, salah satunya oleh Mas Syamsunar," ujar KH Ubaidillah.
Ratusan peserta yang memadati halaman kampus menyambut testimoni para tokoh itu dengan antusias. Tepuk tangan bergemuruh berulang kali, menjadi bukti bahwa semangat Undar belum padam—hanya tengah menunggu saatnya untuk kembali menyala.
Editor : Arif Ardliyanto