Era AI, Waktunya Kurikulum Administrasi Publik Direvolusi

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Revolusi Kecerdasan Buatan (AI) menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi berbagai bidang, termasuk Jurusan Administrasi Publik.  

Ulul Albab, Dosen, Konsultan, Observer Kebijakan Publik, dan Ketua ICMI Jawa Timur, dalam sebuah refleksi, mengajak penyelenggara pendidikan tinggi untuk berbenah agar tetap relevan di era digital ini.

Baca Juga

Mahasiswa Harus Melek AI Tapi Tetap Kritis, Begini Trik yang Diberikan Sandhika Galih untuk Gen Z

"Jurusan Administrasi Publik dihadapkan pada pilihan: beradaptasi atau tertinggal," tegasnya.  Namun, ia menggarisbawahi bahwa peluang justru terbuka lebar bagi jurusan ini jika mampu membaca dan menjawab tantangan zaman dengan tepat.

Ulul Albab mengidentifikasi beberapa peluang baru di tengah otomatisasi yang digerakkan oleh AI.  Pertama, kebutuhan akan tata kelola (governance) yang adaptif semakin tinggi. AI memang mempercepat pengambilan keputusan, tetapi membutuhkan kerangka tata kelola yang kuat dan adil.

Lulusan Administrasi Publik berperan penting dalam merancang regulasi, tata kelola data, dan kontrol etis penggunaan AI di sektor publik.

Baca Juga

Revolusi AI dan Masa Depan Industri, Peluang Besar atau Ancaman Bagi SDM Indonesia?

Kedua, transformasi digital menuntut kepemimpinan berbasis data yang tetap berpegang pada nilai-nilai moral.  

"Kepemimpinan publik harus berbasis data, tetapi juga menjunjung keadilan, akuntabilitas, dan transparansi," jelas Ulul Albab. Lulusan Administrasi Publik diharapkan mampu menjadi penafsir data yang memahami konteks sosial, bukan hanya operator.

Ketiga, pelayanan publik digital tetap membutuhkan sentuhan manusia.  AI dapat mengotomatiskan sistem, tetapi tidak dapat menggantikan empati.

Baca Juga

Inovasi Kecerdasan Buatan Untag Surabaya Jadi Perhatian, Bisa Jadi Solusi untuk Kesehatan

Lulusan Administrasi Publik berperan penting dalam mendesain layanan digital yang inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan kelompok rentan.  Konsep human-centered AI dan value-sensitive design menjadi sangat relevan.

Editor : Ali Masduki