Swasembada Susu 2029 Terancam, Premanisme dan Perizinan Jadi Penghalang Utama
PROBOLINGGO, iNewsSurabaya.id - Ambisi pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada susu pada 2029 terancam terhambat oleh dua persoalan krusial: premanisme di lapangan dan prosedur perizinan yang berbelit-belit. Kedua isu ini dinilai menjadi momok serius bagi investor yang ingin masuk ke sektor peternakan sapi perah di Tanah Air.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, saat menghadiri penyerahan 1.080 sapi perah bunting hasil impor kepada para peternak binaan di Probolinggo, Selasa (15/7/2025). Acara ini digelar oleh Greenfields Indonesia dan Japfa, dua perusahaan yang aktif mendukung penguatan industri susu nasional.
Menurut Agung, Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara seperti China dan Vietnam dalam hal menarik investasi di sektor peternakan. Salah satu alasannya adalah karena negara-negara tersebut menawarkan kemudahan luar biasa dalam hal perizinan dan fasilitas infrastruktur.
"Di China, saya lihat sendiri bagaimana pemerintah mendukung investasi. Begitu investor memilih lokasi, hanya dalam sebulan jalan, listrik, dan air sudah tersedia. Sementara di kita, baru masuk saja sudah ada yang minta setoran. Ini melemahkan daya saing kita," ungkap Agung.
Data Kementerian Pertanian 2023 mencatat, Indonesia baru mampu memenuhi 20% dari kebutuhan susu nasional. Sisanya, sekitar 80% masih harus dipenuhi melalui impor susu dan produk olahannya. Produktivitas peternak lokal yang rendah, variasi kualitas susu, serta minimnya dukungan teknologi dan infrastruktur menjadi faktor utama penyebabnya.
Editor : Arif Ardliyanto