get app
inews
Aa Read Next : Sosok Dito, Cucu Tangan Kanan Presiden Soeharto yang Mampu Buat Nikita Mirzani Menangis Dipenjara

Kisah Jenderal Subagyo, Angkatan Luhut yang Berani Tentang Keinginan Presiden

Minggu, 03 April 2022 | 08:00 WIB
header img
Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo alias Subagyo HS berani berkata ‘tidak’ untuk melawan kebijakan Soeharto yang tidak popular.

Saat itu, Soeharto menjawab “tidak”. Mendengar jawaban tersebut, Subagyo langsung menolak tawaran tersebut. Sebab rencananya posisi Pangkopkamtib akan dijabat oleh Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Sedangkan dirinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) akan menjadi wakil panglima (Wapang).

“Dalam pikiran saya kalau jabatan Menhankam/Pangab tidak dipisah maka jabatan Pangkopkamtib yang ditawarkan presiden kepada saya akan rancu dengan jabatan KSAD. Karena KSAD selaku pembina TNI AD tidak punya kewenangan operasional. Lagi pula awalnya yang akan menjadi Pangkopkamtib adalah Pangab dan KSAD menjadi wakil panglima (Wapang). Oleh karena itu saya menolak tawaran dari Pak Harto untuk menjadi Pangkopkamtib,” ujar Subagyo


Jenderal TNI (Purn) Subagyo Hadi Siswoyo alias Subagyo HS berani berkata ‘tidak’ untuk melawan kebijakan Soeharto yang tidak popular.

Alasan lainnya, waktu itu jabatan Kopkamtib sudah tidak populer lagi di dalam negeri. Bahkan bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri Kopkamtib tidak populer karena terkesan negara dalam keadaan tidak aman dan tidak tertib.

Subagyo juga mengusulkan agar organisasi di Mabes ABRI dioptimalkan. Kopkamtib sendiri dibentuk pada 10 Oktober 1965, sesaat setela meletusnya peristiwa G30S/PKI. Pembentukan Kopkamtib saat itu dilandasi keadaan negara yang sangat kacau dan genting.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut