Ratusan Porsi Makanan Disalurkan Setiap Hari bagi Pengungsi Semeru

LUMAJANG, iNewsSurabaya.id – Polda Jawa Timur (Jatim) mendirikan dapur lapangan untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Dapur lapangan tersebut dioperasikan personel Satbrimob Polda Jatim bersama Polres Lumajang. Setiap hari, ratusan porsi makanan siap saji didistribusikan ke sejumlah titik pengungsian guna memastikan kebutuhan konsumsi para warga terdampak terpenuhi.

Baca Juga

250 Penyidik Polda Jatim Ikuti Sosialisasi KUHP–KUHAP Baru, Ini Pesan Wamenkum

Petugas menyiapkan makanan lengkap beserta minuman dan kebutuhan konsumsi lainnya, dengan prioritas bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta perempuan. Kehadiran dapur lapangan ini menjadi penopang penting di tengah terbatasnya akses logistik akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Semeru.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan bahwa penyediaan dapur lapangan merupakan bagian dari pelayanan kemanusiaan Polri untuk membantu masyarakat di masa bencana. “Kami membuka dapur lapangan agar kebutuhan makanan para pengungsi terpenuhi setiap hari,” ujar Abast, Minggu (23/11/2025).

Ia menegaskan bahwa Polri tidak hanya fokus pada pengamanan wilayah terdampak, tetapi juga memberikan dukungan penuh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Baca Juga

Polda Jatim Kerahkan Personel Bersihkan Lahar Dingin Semeru di Lumajang

“Kami berkomitmen terus memberikan bantuan, baik melalui dapur lapangan, distribusi logistik, maupun dukungan lain sepanjang masa tanggap darurat erupsi Semeru. Polri akan selalu hadir untuk masyarakat,” tambahnya.

Diketahui, jumlah pengungsi bencana erupsi Gunung Semeru mulai berkurang. Data Pusdalops BPBD Lumajang sampai Sabtu (22/11/2025) malam menunjukkan, jumlah pengungsi yang awalnya 1.187 jiwa, kini tinggal 645 jiwa.

Rinciannya, di posko pengungsian SMPN 2 Pronojiwo terdapat 192 pengungsi dan di SDN 4 Supiturang ada 214 pengungsi. Sisanya, sebanyak 239 jiwa tersebar di rumah-rumah keluarga korban.

Editor : Arif Ardliyanto