get app
inews
Aa Text
Read Next : Apindo Jatim Minta Pemulihan Ekonomi di Sektor Industri Tidak Terkendala Aksi Demo Imbas PHK

Perusahaan Startup Indonesia Ramai-Ramai PHK Karyawan, Ini Alasannya!

Jum'at, 27 Mei 2022 | 13:35 WIB
header img
Startup sempat menjadi impian banyak orang. (Foto/Ilustrasi/MPI)

SURABAYA, iNews.id - Pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali marak. Kali ini, kabar tidak sedap ini menimpa para pekerja perusahaan rintisan (startup).

Sejumlah perusahaan yang merumahkan karyawannya diantaranya platform perusahaan plat merah Linkaja, hingga Zenius, SiCepat dan JD.ID. 

Beberapa perusahaan berdalih keputusan PHK karyawan berkaitan dengan ekonomi makro, kepentingan reorganisasi atau terkait Sumber Daya Manusia (SDM). 

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan untuk meraih pengguna, startup rata-rata harus bakar uang, itupun masih jauh tertinggal dari pendahulu. 

Sementara itu, pendanaan kian ke sini juga kian sulit, apalagi untuk layanan yang sudah melewati fase pertumbuhannya seperti e-commerce, pembayaran digital, travel dan edukasi digantikan dengan arah baru startup yang mengusung kecerdasan buatan, big data analytic, internet of things, maupun metaverse. 

"Linkaja, Zenius, memang cukup berat karena pemain utamanya sudah jauh di depan. Kalau mau maju harus kuat bakar uang," ungkap Heru kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (27/5/2022). 

Menurut Heru setelah reorganisasi, nantinya masing-masing layanan hanya akan memiliki tiga sampai empat pemain utama. 

"Seperti transportasi online ya Gojek dan Grab, pembayaran digital ya Gopay, Ovo, lagi merangsek pasar shopeepay, begitu juga e-commerce," kata Heru. 

Dia  kalau pemain baru di bidang yang sama akan berat kecuali keuangnnya kuat atau ada solusi layanan baru yang berbeda. 

"Sejak awal memang bisa disebut bubble karena rentan dimana startup sebenarnya tidak miliki aset karena aset ada mitra. Sehingga yang tidak diminati masyarakat, dan masyarakat menjadi bagian dari mitra yang kuat, pasti akan rontok," ujar Heru.

Ia juga menjelaskan, target 25 unicorn yang dibuat oleh pemerintah akan menemui tantangan besar dan sudah tidak mudah lagi. 

"Kalau saya melihat ini bukan pecahnya gelembung, tapi gelembung mulai bocor," tutup Heru.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut