SURABAYA, iNews.id - Kritikan Rizal Ramli (RR) kepada pemerintah justru mendapat serangan personal bullying dari netizen. Perhatian RR kepada negara agar kembali pada jalan kebenaran sesuai konstitusi malah menerima perlakuan tidak menyenangkan.
Mantan Menko Kemaritiman itu disebut cadel dan diminta belajar menyebut huruf R oleh netizen, setelah mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo, sebagai keluarga KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Dikatakan cadel, Rizal Ramli emosi. Ia tersinggung saat netizen bernama JunSito membalas cuitan Rizal; “Bapak belum pantas menilai. Lebih baik Bapak belajar bilang RRRR,” tulis @JuniasSitohang (28/5/2022).
Disebut cadel, Rizal Raml membalas; “…Tong, otak lu gak mampu bahas hal penting. Sono belajar lagi. Oon kok di borong,” cuitnya, dihari yang sama.
RR berharap netizen sepatutnya dapat mengkritik dengan cara yang lebih elegan. Tidak dengan mengkomentari kekurangan fisik atau wilayah pribadi (keluarga) seseorang.
Sebelumnya Rizal Ramli atau RR mengungkapkan jika keluarga Presiden Jokowi melakukan KKN. Sebuah foto diupload RR pada tanggal 28 Mei 2022.
Dengan tulisan; “Bung Karno, Soeharto, Habibie dan Gus Dur kalah nekad!! Ini (Jokowi) ndak ngerti, gak paham perjuangan anti KKN? Atau ndak paham etika pejabat negara tidak boleh ada konflik kepentingan?,” ungkapnya.
Dalam foto, terdapat gambar Jokowi bertuliskan ayah, Gibran Rakabuming (anak), dan Bobby Nasution (mantu), dan foto pernikahan adik Jokowi dengan Ketua MK (ipar).
Netizen menilai jika anak dan mantu Jokowi menjabat melalui proses Pemilu, bukan diberi penguasa.
"Ada yang dengan enteng katakan, “Kan dipilih lewat Pemilu”. Argumen itu tidak sepenuhnya benar. Di negara semi-feodal, bapak dengan mudah bangun dinasti KKN untuk keluarganya, baik dalam bidang bisnis maupun politik. Mana mungkin dapat suntikan ratusan milaar hanya dengan bisnis pisang, cendol yang tak laku pula," kata Rizal Ramli.
Diketahui, Rizal Ramli sendiri merupakan tokoh anti KKN dan anti otoriter sejak duduk sebagai mahasiswa ITB. Bahkan ia bersama rekan para aktivis 1977-1978 pernah merasakan jeruji prodeo selama 1,5 tahun di Sukamiskin karena melawan rezim kala itu.
Dengan rekam jejak seperti di atas, wajar jika RR sampai saat ini aktif vokal terhadap tindakan pemerintah yang menyalahi aturan, pemerintahan otoriter siapapun yang berkuasa akan selalu ia hadang. Baik di dalam maupun luar pemerintahan.
Editor : Ali Masduki