Ribuan Pohon Tabebuya yang telah ditanam tersebut, dikatakan Hebi, lokasinya tersebar jalan-jalan protokol Kota Pahlawan. Di antaranya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ir Soekarno, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Manyar, Jalan Kertajaya, Jalan Sulawesi, Jalan Ngagel, Jalan Diponegoro, hingga Jalan Gentengkali.
"Tabebuya ini mulai berbunga pada sekitar bulan April dan September. Bunganya bertahan kurang lebih 3-4 hari kemudian rontok," terangnya.
Menurut Hebi, Pohon Tabebuya ini merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap panas. Sehingga sangat cocok dengan iklim di Kota Surabaya. Apalagi, dalam perawatannya, Pohon Tabebuya juga sangat mudah.
"Karena Pohon Tabebuya ini lebih banyak membutuhkan paparan sinar matahari, sehingga memang kita lebih banyak menanamnya di jalan-jalan protokol Surabaya," ujarnya.
Kota Surabaya terlihat berbeda, memasuki bulan September ribuan Pohon Tabebuya bermekaran di Kota Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist
Selama ini, Hebi menyebut, bahwa pemkot melalui DLH, rutin melakukan perawatan pohon yang berasal dari Amerika Selatan/Latin tersebut. Perawatan rutin yang dilakukan itu berupa penyiraman dan pemupukan.
Di samping itu, pihaknya juga melakukan perantingan bagi pohon yang tumbuhnya tidak teratur. Perantingan dilakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan warga serta para pengguna jalan. "Pohon Tabebuya ini dapat berbunga dalam waktu 2,5 - 3 tahun usia tanam," imbuhnya.
Hebi menambahkan, ke depan pemkot akan terus menambah jumlah Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. Utamanya, untuk warna tabebuya yang jumlahnya masih sedikit seperti merah dan ungu. Sebab, selain menambah keindahan kota, keberadaan pohon ini juga dapat memperbanyak kadar oksigen di Surabaya.
"Warna tabebuya yang sedikit ini nantinya akan kita perbanyak. Karena memang sudah menjadi merek, maka kita akan tambah. Kita lihat nanti kemampuan anggaran, yang penting akan kita tambah," pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait