JEMBRANA, iNews.id - Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengajak masyarakat di Desa Perancak, di Kabupaten Jembrana, Bali untuk merawat dan melestarikan hutan mangrove.
Menurut SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, hutan mangrove di Kabupaten Jembrana ini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata baru di Bali.
"Potensi ini harus dikelola dengan baik agar mampu menjadi daya tarik wisatawan dan menjadi kebanggaan IOH pada khususnya, serta masyarakat Jembrana pada umumnya," katanya usai Pelatihan Pengelolaan dan Penyulaman Mangrove serta kegiatan bersih- bersih Pantai Pura Segara Perancak.
Pelatihan yang diisi dengan beragam materi mulai dari manfaat menjaga ekosistem mangrove, pengembangan potensi wisata mangrove, hingga praktik penyulaman mangrove yang diberikan untuk Kelompok Ekowisata Desa Perancak ini digelar bersama Balai Pengelolaan Informasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (BPISDKP) KKP, Yayasan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, dan Yayasan Bakau Manfaat Universal (BakauMU).
Steve berharap, pelatihan yang diberikan kepada komunitas masyarakat Perancak dapat dimanfaatkan dan diterapkan semaksimal mungkin.
"Karena jika wisata bergerak, maka otomatis roda perekonomian pun berjalan bagi masyarakat setempat,” tuturya.
Selain menggelar kegiatan pelatihan pengelolaan mangrove, IOH juga melaksanakan kegiatan bersih-bersih di kawasan Pantai Pura Segara Perancak.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 orang, yang terdiri dari perwakilan Dinas Perhubungan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jembrana, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Jembrana serta Kelompok Bina Keluarga Desa Perancak.
Penyisiran pantai dan pengumpulan sampah plastik dimulai sejak pukul 07.30 - 09.30 WITA. Kegiatan ditutup dengan menimbang sampah yang berhasil dikumpulkan sebanyak 246 kilogram berat bruto, yang kemudian diserahkan ke tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) untuk dibersihkan dan dipilah kembali.
“Kami ingin aksi ini menjadi agenda berkelanjutan agar semakin banyak pihak yang terlibat dan menyadari dampak bahaya sampah plastik terhadap kelestarian biota laut serta ekosistem pendukungnya, sehingga target pemerintah mengurangi sampah laut sampai 70 persen pada 2025 dapat tercapai," tutup Steve.
Sebagai informasi, rangkaian pelatihan dan bersih-bersih pantai itu merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Socaial Responsibility atau CSR) konservasi laut. Kegiatan yang sejalan dengan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) yang diusung KKP ini mengangkat 4 pilar utama yakni rehabilitasi habitat laut, penguatan komunitas konservasi penyu, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, dan penguatan mata pencaharian masyarakat di lingkungan sekitar.
Sebelumnya, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI sukses meluncurkan program konservasi laut pada awal Agustus lalu di Kabupaten Jembrana, Bali.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait