Tahapan berikutnya essay dan wawancara. Baginya, secara teknis mempersiapkan essay tidak begitu rumit. Lantaran hanya disajikan pertanyaan yang jawabannya mengacu pada hal personal.
Oleh sebab itu kuncinya harus mengenali diri dengan baik. Misalnya menyebutkan kemampuan diri, lalu bagaimana daya bangkit dalam menghadapi masalah. Begitupun dengan wawancara, prinsipnya sama.
Di samping itu, ia menceritakan banyak pelajaran hidup yang didapat. Menurutnya program tersebut sebagai bentuk investasi mengenal perilaku warga secara global.
“Pelajaran hidup pertama yakni karakteristik warga lokal dan kebijakan di tiap negara itu beda. Sementara kita harus belajar untuk menghargai itu. Sebab terkadang kita bakalan culture shock seperti, fasilitas kamar mandinya yang ga ada air, mobilitas kerap jalan kaki, lalu perkara makanan juga minim micin,” papar Fara.
Pelajaran kedua, dirinya menyadari pentingnya belajar bahasa, terutama bahasa Mandarin. Sebab warga Taiwan cenderung jarang menggunakan berbahasa inggris. Bahkan jika pun ada satu orang yang bisa berbahasa inggris, tetapi aksennya berbeda.
Dalam hal ini, Fara menegaskan untuk tidak berhenti buat explore hal-hal baru termasuk tidak melewatkan program IISMA. Melalui IISMAVO banyak mendapatkan benefit yang bisa dukung karir.
“Ga ada ruginya buat nyoba, ambil kesempatan untuk menjadi awardee IISMA selanjutnya. Salam vokasi stands out!,” tutur mahasiswa asal Surabaya ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait