Peperangan Tersadis Dalam Sejarah Indonesia Tandai Hari Jadi Banyuwangi

Oktavianto Prasongko
Monumen peringatan perang puputan Bayu, yang berada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. (Foto: MPI)

Tekad luhur dan perjuangan melawan kesewenang-wenangan para penjajah, perjuangan untuk kebebasan yang hakiki. Kemenangan Blambangan dibalas oleh VOC setahun kemudian.

Serdadu Belanda mendatangkan ribuan prajurit tambahan dari Madura, Surabaya dan Besuki. VOC juga mendirikan benteng di dekat Bayu untuk mengontrol pasukan Jagapati. 

Lumbung-lumbung padi milik pasukan Jagapati dibakar hingga kelaparan menyerang, disusul kematian dan penyakit mewabah. Pasukan Jagapati terus berkurang dan pada bulan Oktober 1772 pasukan Jagapati berhasil dikalahkan oleh VOC.

Pangeran Jagapati tewas dalam pertempuran tersebut. Tubuh dan kepala para prajurit Blambangan yang tewas digantung di pepohonan sekitar benteng. 

Menurut Sejarawan, Sri Margana, ini adalah peperangan tersadis dalam sejarah Indonesia. Akibat perang ini sekitar 60 ribu rakyat Blambangan (Banyuwangi) gugur, hilang atau lari ke hutan untuk menyelamatkan diri dari VOC. 

Angka tersebut dianggap sangat besar karena jumlah penduduk Blambangan waktu itu 65 ribu orang. Penduduk Blambangan hanya tersisa sekitar 5 ribu orang. Sungguh sebuah pengorbanan yang sangat besar.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network