Strategi ini berhasil diketahui oleh Raja Surabaya dan Raja Surabaya memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan pemimpin pasukan Mataram karena Raja Surabaya tidak tega melihat rakyatnya yang terkena wabah tersebut.
Raja Surabaya mengutus anaknya yaitu Pangeran Pekik beserta seribu pasukannya untuk menemui Tumenggung Mangun Oneng. Pada akhirnya pada 27 Oktober 1625 Surabaya menyerah pada Mataram.
Mataram menang dari Surabaya bukan karena peperangan pasukannya akan tetapi karena Surabaya mengalami kelaparan dan wabah penyakit yang diderita penduduknya akibat strategi yang dilakukan oleh Mataram.
(Penulis: Oktavianto Prasongko)
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait