SURABAYA, iNewsSurabaya.id - SKK Migas bersama KKKS gelar program Rekrutmen Bersama. Program ini dilakukan untuk memfasilitasi SKK Migas dan KKKS dalam melakukan rekrutmen untuk mengisi posisi kunci pada formasi organisasi tahun 2023.
Pemenuhan posisi ini merupakan bagian dari realisasi Work Program and Budget tahun 2023, yaitu pengisian posisi jabatan pada tingkatan fresh graduates dan experienced.
Peluncuran Resmi Program Rekrutmen Bersama diadakan bersamaan dengan kegiatan Bursa Karir Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ke-40 yang dilaksanakan pada tanggal 14-15 Maret 2023.
Pelamar dapat melihat Posisi-posisi yang dibuka pada Platform rekrutmen setelah pelaksanaan launching di tanggal 15 Maret 2023 pukul 15.00 WIB.
Menurut Ronnie Kurniawan, Senior Manager PSC Human Resource Managemet SKK Migas, rekrutmen fresh graduate secara massif seperti ini terakhir dilakukan pada tahun 2015 lalu.
Dengan adanya target pencapaian rencana strategis (Renstra) Indonesia Oil and Gas 4.0 yang menargetkan pencapaian 1 Million Barrel Oil Per Day dan 12 Billion Standard Cubic Feet Per Day di tahun 2030, membuat SKK Migas dan KKKS harus segera mengisi posisi-posisi kunci yang memang sangat dibutuhkan untuk kelancaran operasional di SKK Migas maupun di KKKS.
Dikatakan, Rekrutmen Bersama SKK Migas dan KKKS saat ini khusus untuk fresh graduate dengan menyediakan kurang lebih 69 posisi yang membutuhkan berbagai disiplin keilmuan.
Selanjutnya program ini akan menyasar experienced hire dengan kebutuhan yang lebih banyak lagi, ucap Ronnie usai melaunching program Rekrutmen Bersama yang dilaunching disela acara Bursa Karir ITS-40, Selasa (15/3/2023).
Selain Ronnie, hadir pula Nurwahidi, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa yang menjadi pembicara dalam acara “Expert Goes to Campus” yang digelar disela Bursa Karir ITS-40.
Dalam paparannya, Nurwahidi menyampaikan pengenalan mengenai industri hulu migas secara umum; potensi karir di hulu migas dan tantangan yang dihadapi untuk dapat survive di industri ini.
”Kedepan dengan adanya net zero emission maka porsi fosil akan berkurang dan akan digantikan. Tetapi Migas tidak akan hilang. Sebab produk turunan yang membutuhkan energi fossil ini tak hanya bensin saja tetapi juga pencampur bahan plastik, micro chemical, sepatu hingga tas. Memang di tahun 2050 akan terjadi penurunan konsumsi tetapi kebutuhannya tetap naik yang diprediksikan naik hingga 139 persen," paparnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait