Tak hanya itu, Bukti toleransi dan keberagaman di Tuban juga tampak dalam Prasasti Kalpataru yang merupakan rangkuman dari buah pemikiran Sang Wali. Pada prasasti setinggi 180 cm tersebut terukir empat tempat ibadah untuk agama berbeda-beda yakni masjid mewakili agama Islam, candi mewakili agama Hindu, klenteng mewakili Tridharma (Budha, Tao dan Konghucu) serta wihara mewakili agama Budha. Satu lagi, terdapat arca megalitik atau kebudayaan mewakili pemujaan leluhur.
"Melalui prasasti itulah kita bisa memaknai sebagai adanya ajaran dan kepercayaan yang berbeda-beda tidak membuat antar umat beragama terpecah-belah. Melalui sikap toleransi dalam perbedaan agama itulah kenapa Islam dapat menyebar secara luas," ungkapnya.
Bangunan makam Sunan Bonang pun cukup unik. Karena para untuk masuk cungkup, peziarah harus menundukan badan. Bangunan cungkup yang sengaja dibuat rendah yang melambangkan penghormatan sebagai salah satu ulama kesohor di zamannya dan setelahnya.
Sementara wujud gapura paduraksa yang membagi halaman cungkup makam menjadi tiga bagian, yang melambangkan kesopanan dalam bertamu dengan mengucapkan salam maksimal tiga kali.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait