Agus menyebutkan, praktik pungli terjadi akibat hubungan simbiosis mutualisme antara petugas di lapangan dengan biro jasa atau calo.
Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan jasa calo atau biro jasa ketika hendak mengurus STNK atau SIM yang ada di Samsat Kota Kediri.
"Kami tidak mencari siapa pelaku (pungli). Tapi kita minta ke depan diperbaiki untuk memenuhi standar pelayanan," katanya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengingatkan bahwa, layanan gesek rangka kendaraan bermotor, juga tidak berbiaya. Para petugas yang melakukan gesek merupakan pegawai honorer yang sudah mendapat gaji bulanan.
"Kalau memberi (uang) itu menyuburkan praktik pungli. Yang bayar itu yang sesuai di STNK. Kita harus berani menolak kalau mereka minta uang," tutupnya.
Sebagaimana diketahui, Samsat Kota Kediri sedang mendapatkan perhatian serius. Ini terjadi lantaran adanya dugaan petugas Samsat yang menawarkan pengurusan jasa pembuatan SIM hingga perpanjangan STNK secara kilat.
Oknum petugas Samsat meminta imbalan sebagai pelicin untuk mempercepat pembuatan SIM dan perpanjangan STNK. Tarifnya pun bervariasi, tinggal pengguna jasa mau diberikan service yang bagaimana? Apakah kilat atau biasa saja.
Suyanto mengaku bingung, saat itu setelah penerimaan STNK di Samsat Kota Kediri mendapatkan WA atau pesan singkat di HP-nya secara aneh.
"Silahkan kalau berkenan jikalau ada teman apa tetangga yang mau ganti plat sama cari SIM bisa saya bantu" katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait