Menurut dia, ada tujuh hal yang dijadikan dasar perencaan Visioning IT 2024-2029. Yaitu Single Backbone System, Wide Area Network, Super Application, Big Data, Tenant Application, Customer Relationship Management, dan CyberSecurity. “Kesemuanya dirancang dengan seksama untuk memberikan kemudahan bagi anak perusahan holding, pelanggan juga mitra bisnis,” tegasnya.
Direktur SDM dan Hukum PT Danareksa, R Muhammad Irwan menambahkan, migrasi teknologi informasi yang akan segera direalisasikan untuk membantu anak usaha holding Danareksa memberikan pelayanan dan kepuasan yang maksimal kepada pelanggan maupun mitra bisnis.
“Migrasi yang dilakukan antara lain implementasi firewall PaloAlto, peningkatan keamanan akses layanan, manajemen terpusat holding di seluruh anak usaha PT Danareksa,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirut PT SIER, Didik Prasetiyono menyambut baik rancangan integrasi sistem teknologi informasi ini. Apalagi SIER sebagai pengelola kawasan industri sangat membutuhkan implementasi teknologi informasi yang bisa memudahkan investor masuk ke SIER.
“SIER sangat menyambut baik rencana transformasi dan optimalisasi sinergi di dalam ekosistem Holding BUMN Danareksa, agar strategi teknologi informasi bisa semakin mendorong strategis bisnis para anggota holding,” ujarnya.
Apalagi pada pertemuan ini juga dibahas tentang pentingnya pengelolaan resiko terkait implementasi teknologi informasi, termasuk risiko keamanan, risiko operasional, dan risiko kepatuhan. Perencanaan mitigasi risiko yang efektif diperlukan untuk melindungi perusahaan,” sambung Didik.
Dalam rangkaian rapat komite ini, juga dilakukan kunjungan ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berada di Gedung Wisma SIER. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan potensi kawasan industri dalam mendukung program pemerintah untuk energi hijau.
“SPKLU tersebut mencerminkan komitmen para pengelola kawasan industri dalam menjaga lingkungan dan mendukung program energi hijau,” jelas Wakil Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia ini.
Didik mengatakan, dengan integrasi yang kuat antara perusahaan holding dan anak usaha, bisa mewujudkan komitmen untuk menjaga iklim investasi yang sehat dan mendukung program energi hijau. “Jawa Timur siap menjadi destinasi investasi yang menarik bagi para investor yang peduli terhadap pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait