Lima Fakta Sejarah di Kampung Peneleh, Surabaya :
1. Kampung Kelahiran Bung Karno.
Seperti kita ketahui bersama, Kampung Peneleh, Gubeng, Surabaya adalah kampung kelahiran Ir Soekarno. Presiden pertama RI itu lahir di Jalan Pandean IV nomor 50, Kelurahan Peneleh, pada 6 Juni 1901 silam. Saat ini, rumah yang ditinggali itu telah menjadi cagar budaya nasional.
Tepat didepan rumah tersebut juga tertulis 'Di sini tempat kelahiran Bapak Bangsa Dr Ir Soekarno, Penyambung lidah rakyat, Proklamator, Presiden Pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi'. Bahkan warga lainnya menamai kampung tersebut dengan julukan Kampung Soekarno.
2. Tempat Tinggal HOS Tjokroaminoto
Disisi lain, salah satu Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto juga sempat tinggal dikawasan Peneleh, Gang VII nomor 29-31 Suranmbaya, pada September 1907. Disana Tjokroaminoto tinggal bersama istrinya yang bernama Soeharsikin dan kelima putra-putrinya Oetari, Oetarjo Anwar, Harsono, Islamiyah, dan Sujud Ahmad.
Selain menjadi tempat tinggalnya bersama keluarga, dirumah itu, Tjokroaminoto seringkali bertukar pikiran dengan Bung Karno dan Tan Malaka yang saat itu menjalani pendidikan di Hogere Burger School, Surabaya. Dirumah itu pula, Tjokroaminoto menampung para anak muda yang sedang menempuh sekolah di lembaga pendidikan milik Pemerintah Hindia Belanda.
3. Masjid Peninggalan Sunan Ampel
Masjid Jami' yang berlokasi di gang V Peneleh, disebut menjadi masjid tertua di Surabaya. Masjid merupakan masjid pertama di Surabaya yang didirikan oleh Sunan Ampel. Masjid tersebut juga tempat Laskar Hizbullah mempersiapkan taktik perang menghancurkan Belanda.
4. Terdapat Kaum Eropa
Terdapat makam kaum Eropa dengan luas sekitar 4,5 hektare. Pemakaman itu dibangun sekitar tahun 1814 silam. Dilokasi itu terdapat kurang lebih 15 ribu kaum Eropa yang bermukim di Surabaya dimakamkan. Lokasinya bernama De Begraafplaats Peneleh Soerabaja.
5. Kampung Kuno
Ciri dari kampung kuno adalah banyaknya makam ditengah pemukiman warga. Dahulu kala, banyak dari warga Peneleh yang membuat makam disekitaran pemukiman. Saat ini jejak itu sudah mulai hilang karena tertutup oleh rumah-rumah penduduk, meski demikian jika masuk ke kampung tersebut, pengunjung masih bisa menjumpainya di Gang VII Peneleh yang melintang ditengah jalan perkampungan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait