SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Perguruan tinggi saat ini sedang berada di persimpangan jalan. Tak beradaptasi, maka akan ditinggalkan oleh Gen-Z sebagai calon mahasiswa. Fenomena ini telah terjadi di banyak kampus negeri dan swasta di Indonesia, dimana kampus kekurangan pendaftar.
Hal ini diungkapkan Sugianto Halim, M.M.T., CEO SEVIMA, dalam Executive Forum SEVIMA yang dihadiri Ratusan Rektor dan Ketua Yayasan dari seluruh Indonesia.
Guna mengantisipasi perubahan cara belajar Gen-Z di bangku perguruan tinggi, SEVIMA sebagai perusahaan teknologi Pendidikan (Edutech) yang menyediakan fasilitas digitalisasi kampus kepada lebih dari 1.200 kampus se-Indonesia, meluncurkan tiga modul terbaru: Edlink for Business, Presensi Berbasis AI, dan Fitur SPMI.
Sebagai perusahaan yang bergerak melayani kebutuhan TIK perguruan tinggi, Sevima telah cukup lama mengamati sekaligus mempelajari kebutuhan perguruan tinggi dalam mempertahankan keberadaan mahasiswa di sebuah lembaga pendidikan tinggi.
"Oleh karenanya kami mencoba memberikan alternatif jalan ke luar untuk tetap mempertahankan para mahasiswa melalui tiga fitur terbaru ini. Agar kampus sukses memfasilitasi Gen-Z yang memang mengalami pergesaran dalam cara belajar dan menuntut ilmu,” kata Halim di Ballroom Santika Gubeng Surabaya, Kamis (01/8/2024).
Tiga Fitur Pembelajaran Berbasis AI di SEVIMA Platform
Pengembangan layanan berbasis AI menurut Halim sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi. Fitur yang pertama misalnya, EdLink For Business merupakan pengembangan dari Learning Management System (LMS) EdLink yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengkoordinasi proses pelatihan karyawan baru, peningkatan dan pengembangan karyawan, maupun program pelatihan dan sertifikasi karyawan maupun masyarakat. Fitur ini penting karena pembelajaran tidak hanya selesai ketika mahasiswa lulus, tapi juga sepanjang hayat.
"Dengan pengalaman selama 21 tahun dan sudah terbukti digunakan oleh lebih dari 1200 Perguruan Tinggi di Indonesia, SEVIMA EdLink for Business akan menjadi solusi pembelajaran life long learning. Memastikan sumber daya manusia perusahaan berkembang selaras dengan perkembangan bisnis," ucapnya.
Fitur yang kedua, adalah Presensi Berbasis AI. Teknologi terbaru ini meningkatkan kecepatan dan ketepatan presensi dengan mencocokkan wajah mahasiswa dengan data yang ada di database. Jadi mahasiswa dan dosen tidak perlu repot mengelola presensi dengan cara tanda tangan manual atau input data di suatu website. Cukup scan wajah, maka telah terdeteksi hadir suatu perkuliahan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait