Ia menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah dan sektor swasta dalam menjawab tantangan ini, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Dalam momen bersejarah ini, APINDO dan Kemenaker RI menandatangani Nota Kesepahaman yang mencakup berbagai inisiatif strategis, seperti percepatan pelaksanaan Struktur Skala Upah (SUSU), penguatan Hubungan Industrial Pancasila, hingga penyediaan informasi lowongan kerja dan pemagangan.
Tak ketinggalan, dialog inspiratif dari Burhanuddin Abdullah, Ketua Dewan Pertimbangan Koalisi Indonesia Maju, yang menegaskan bahwa sinergi dengan sektor swasta sangat krusial untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
“Jika di era Soeharto kita pernah mencapai pertumbuhan 8 persen, bukan tidak mungkin di era Prabowo kita bisa mengulanginya. Sinergi ini sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Ketua Umum DPN APINDO, Shinta Widjaja Kamdani, juga menambahkan bahwa tantangan bagi APINDO semakin berat ke depannya. Ia menekankan pentingnya memperkuat kemitraan strategis untuk mendukung roadmap ekonomi yang akan diberikan kepada presiden terpilih nanti.
“Ini bukan sekadar reuni, tapi sebuah ajang penting untuk memperkuat kerja sama dengan pemerintah dan sesama anggota APINDO,” ujar Ketua DPP APINDO Jawa Timur, Eddy Widjanarko, yang menyambut gembira kembalinya Rakerkonas APINDO ke Surabaya setelah absen selama 39 tahun.
Rakerkonas APINDO XXXIII ini menjadi momentum bersejarah bagi para pengusaha untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah, membangun ekonomi yang lebih kokoh, dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait