Fahrudin, di sela menikmati hidangan lokal bersama petani, menyebutkan bahwa Program TJSL Pelindo Marine tersebut dikembangkan secara multidimensional. Berawal dari dukungan bidang lingkungan, yakni membangun sumur untuk menjadi solusi atas lahan kering.
Kemudian berkembang meningkatkan hasil produksi pertanian yang membuat petani mulai berani berdagang untuk manfaat ekonomi. Hingga diharapkan memberikan dampak berkelanjutan, di antaranya pemanfaatan pendapatan tambahan tersebut untuk peningkatan pendidikan anak.
“Ketiga dampak lingkungan, ekonomi (setara pengembangan Usaha Mikro dan Kecil), dan pendidikan tersebut sejalan dengan 3 bidang prioritas Program TJSL Kementerian BUMN. Harapannya skema dukungan ini dapat direplikasi untuk juga menjadi solusi di wilayah lain yang membutuhkan, sehingga tidak hanya berkelanjutan, tapi juga bisa meningkatkan skala kebermanfaatannya,” jelasnya.
Hal senada disampaikan oleh Febrianto Zenny Sulistyo, pertimbangan untuk meningkatkan dampak dan skala kebermanfaatan tersebut membuat Pelindo melanjutan dukungan pada ‘Sumber Air Berkah’ dengan pemasangan jaringan perpipaan.
Dengan adanya ‘Sumber Air Berkah’ dari Pelindo Marine, lahan menjadi lebih produktif. Karena distribusi air akan meluas dari semula hanya mengairi sekitar 2 hektar lahan, menjadi berpotensi mengairi hingga 7 sampai 10 hektar lahan, sehingga juga meningkatkan jumlah petani penerima manfaat. Dari semula tak kurang dari 20 petani, menjadi sekitar 50 hingga 75 petani.
"Semakin banyak petani yang terlibat, juga membuat beban biaya dan tenaga pengoperasian menjadi lebih ringan, karena dikelola dengan sistem gotong royong,” ungkapnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait