Program Eco Edufarming PHE WMO Makin Cuan, Petani Panen Raya Melon dan Semangka

Ali Masduki
Senior Manajer Relations Regional 4 Pertamina, Fitri Erika, berbincang dengan siswa SD saat panen raya buah melon dan semangka di lahan Eco Edufarming Bandangdajah, Bangkalan, Madura, Selasa (15/10/2024). Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

Manager WMO Field, M Basuki Rakhmad mengungkapkan bahwa program Eco Edufarming merupakan bagian dari rencana besar PHE WMO kepada masyarakat khususnya di wilayah pesisir utara Kabupaten Bangkalan yang disebut One Belt One Road (OBOR). 

"Kami ingin masyarakat Bangkalan menjadi masyarakat sejahtera, dimana programnya ditekankan pada aspek lingkungan, pendidikan, ekonomi, dan sosial,” terangnya.

Dalam menjalankan konsep OBOR ini, PHE WMO memiliki program yang berbeda di masing-masing wilayah program, karena disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat. 

Beberapa program besar yang telah dikembangkan PHE WMO diantaranya adalah Pelestarian Hutan Mangrove mulai 2014 -2020, Pemberdayaan Nelayan mulai tahun 2018-2021. Program Salt Centre Terintegrasi berjalan sejak 2018-2023 serta Petani Holtikultura di tahun 2024 ini.

Eco Edufarming Bandangdaja berawal dari program Himpunan Pemakai Air Minum (HIPPAM) “SUMBER BAROKAH” dimana Hippam sejak tahun 2007 yang mengalir ke rumah 400 kepala Keluarga (KK). 

Latar belakang pendirian HIPPAM ini karena masyarakat di tiga desa di kecamatan Tanjung Bumi yaitu desa Bandangdaja, Tanjung Bumi, dan  desa Telaga Biru saat itu kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan menempuh jarak 3 km dan berjalan selama 1 jam untuk mendapatkan air. 

Berdasarkan hal tersebut, kemudian PHE WMO memberikan bantuan pompa air kepada Kelompok HIPAM Sumber Barokah, Dusun Dangka Raya, Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjung Bumi. 

Penguatan kelembagaan kelompok ini juga difasilitasi PHE WMO dengan membentuk HIPPAM SUMBER BAROKAH. Dalam penggunaan air bawah tanah tersebut, PHE WMO memastikan bahwa cadangan air di Bandangdaja masih cukup dengan melakukan studi cadangan air.

Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa cadangan air tanah mencapai 51 Juta m3/tahun dengan potensi penggunaan untuk dapat digunakan dalam kegiatan domestik dan usaha lainnya mencapai 6,6 juta m3/tahun. Yang itu artinya, cadangan air di Desa Bandangdaja masih surplus mencapai 44 juta m3/ tahun. 

Cadangan air yang besar di Desa Bandangdaja ini dikarenakan Desa Bandangdaja masuk ke dalam aliran Cadangan Air Tanah (CAT) Ketapang-Bangkalan. 

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network