Sebagai organisasi yang terus berkembang, PEBKLI menegaskan komitmennya dalam meningkatkan jumlah dokter spesialis bedah kepala leher di Indonesia. Ketua PEBKLI periode 2025-2029, dr. Nico A. Lumintang, MD, menyampaikan bahwa saat ini jumlah dokter subspesialis bedah kepala leher masih sangat terbatas.
"Saat ini hanya ada 24 dokter subspesialis di seluruh Indonesia, dengan delapan peserta didik di Surabaya. Oleh karena itu, kami akan terus mengembangkan program pelatihan dan workshop agar semakin banyak dokter yang memiliki keterampilan di bidang ini," tutur dr. Nico.
Ketua Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), Dr. Tjahyo Winantyo, MD, menambahkan bahwa kongres ini menjadi momentum penting untuk berbagi pengalaman dan wawasan dengan para pakar internasional.
"Ini kesempatan emas bagi kita untuk menimba ilmu dari pakar luar negeri. Namun, kita juga memiliki keunggulan, terutama dalam menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana yang sering menjadi tantangan dalam dunia bedah," ujarnya.
Di tengah perkembangan teknologi medis, dunia bedah kepala leher juga mulai mengadopsi teknologi robotik. Dr. Cahyo, salah satu pembicara dalam kongres ini, menyoroti pentingnya adaptasi terhadap teknologi canggih dalam prosedur bedah.
"Teknologi robotik saat ini baru tersedia di pusat-pusat medis besar. Namun, dengan semakin banyaknya dokter yang menjalani pelatihan di luar negeri, kita optimis dapat mengejar ketertinggalan ini dalam waktu dekat," ungkapnya.
Kongres Nasional PEBKLI 2025 menjadi langkah besar dalam mendorong kolaborasi multidisiplin dan meningkatkan kompetensi dokter di Indonesia. Dengan menghadirkan pakar internasional, pelatihan interaktif, dan pembahasan inovasi terbaru, acara ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan medis, khususnya dalam bidang bedah kepala leher.
Sebagai kongres yang diadakan setiap empat tahun sekali, PEBKLI berharap acara ini dapat terus menjadi wadah bagi dokter Indonesia untuk berkembang dan memberikan layanan terbaik bagi pasien.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait