Fenomena #KaburAjaDulu Trending, Pakar UM Sebut Ada Kekecewaan Generasi Muda terhadap Pemerintah

Yudha Prawira
Pakar Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Radius Setiyawan. Foto iNEWSSURABAYA/yudha

Radius juga mengkritik pernyataan Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang justru menyarankan anak muda yang kecewa untuk “kabur saja” dan tidak kembali. "Pernyataan ini sangat kontra-produktif dan memperburuk situasi. Pemerintah seharusnya lebih bijaksana dalam merespons kekecewaan anak muda," ujar Radius.

Radius menekankan bahwa tantangan terbesar bagi pemerintah saat ini adalah komunikasi publik. Alih-alih menanggapi ekspresi generasi muda dengan sinisme, pemerintah seharusnya melihat ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan menjelaskan kebijakan mereka dengan cara yang lebih transparan dan logis.

“#KaburAjaDulu mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menjelaskan kebijakan efisiensi yang mereka terapkan. Publik membutuhkan penjelasan yang lebih rasional mengenai tujuan efisiensi tersebut,” kata Radius.

Menurut Radius, untuk membuat masyarakat menerima kebijakan efisiensi, pemerintah harus menunjukkan bukti nyata tentang bagaimana efisiensi tersebut dapat membawa manfaat jangka panjang bagi rakyat. "Jika kebijakan efisiensi ini melibatkan pengurangan perjalanan dinas, misalnya, pemerintah harus menunjukkan pola baru yang lebih efisien dan efektif," tegas Radius.

Berbeda dengan Wamenaker Immanuel Ebenezer, Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, memberikan pandangan yang lebih konstruktif terhadap tagar #KaburAjaDulu. Menurutnya, tagar tersebut merupakan ekspresi nyata dari keprihatinan anak muda terhadap kondisi sosial, dan bukannya sekadar bentuk protes negatif.

Dzulfikar menjelaskan bahwa pemerintah seharusnya memanfaatkan momen ini untuk mengedukasi anak muda mengenai kesempatan bekerja di luar negeri melalui jalur yang aman dan terjamin. “Ini bukan soal kabur semata, tetapi soal mempersiapkan diri untuk sukses di luar negeri dengan bekal yang cukup,” ungkap Dzulfikar.

Dengan munculnya fenomena #KaburAjaDulu, Radius Setiyawan menegaskan bahwa pemerintah harus lebih mendengar dan memahami aspirasi anak muda. Ini adalah momen penting untuk memperbaiki komunikasi dan menyusun kebijakan yang lebih inklusif serta relevan dengan kebutuhan generasi muda di Indonesia.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network