Mengenal Operasi Hongi Tochten, 'Rencana Busuk' Eropa Kuasai Rempah Indonesia

Arif Ardliyanto
Eropa memutuskan untuk menggelar operasi Hongi Tochten atau disebut dengan pelayaran hongi

Jika laut adalah masa depan dan daratan adalah masa lalu, mengapa dalam kehidupan berbangsa kita hari ini yang terjadi sebaliknya? Sepertinya hanya sedikit yang mengetahui cerita tentang keberanian pelaut Bugis menjelajahi setengah wilayah dunia dari Paskah hingga Madagaskar dengan perahu perahu bercadik. Tahu bahwa nenek moyang kita berasal dari dua kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit yang pernah menjadi penguasa laut.

Tak cuma itu, bahkan yang terlintas di kepala sebagian orang kota tentang laut adalah gambaran sebuah keterbelakangan. Wujud ketertinggalan dibanding kehidupan modern lainnya. Maka bayangan kita tentang laut segera disergap oleh potret kekumuhan dan kemiskinan permukiman nelayan.

Yang lebih menyedihkan, sebagian kita terjangkit virus orientalisme saat memandang kearifan masyarakat bahari seperti di Mandar dan suku Bajo sebagai bentuk kehidupan primitif. Laut bisa jadi hanya sebatas sejarah.

Lalu apa manfaat kehebatan sejarah laut buat bangsa? Kebanggaan yang bisa dikenang? Menurut Michel Foucault, manusia modern hingga abad ke-20 adalah manusia yang terobsesi dengan sejarah. Obsesi mereka pada sejarah (waktu), telah membawa pada kecenderungan meremehkan peran penting yang lain. Kita saksikan filsafat dan pengetahuan modern dipenuhi oleh gagasan besar tentang “progress”.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network