Menjaga Keharmonisan di Tengah Keberagaman
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga toleransi dan keharmonisan sosial. Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, bukan justru memicu konflik.
"Kita harus belajar dari Rasulullah SAW yang selalu mengedepankan sikap saling menghargai. Ramadhan adalah bulan untuk meningkatkan kualitas ibadah, tetapi juga untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama, terlepas dari perbedaan keyakinan," tegas Ulul Albab.
Momentum Refleksi dan Perbaikan Diri
Menurut Ketua ICMI Jatim, fenomena rumah makan yang buka di siang hari selama Ramadhan seharusnya menjadi bahan refleksi bagi umat Islam. "Apakah kita sudah cukup sabar dalam menjalani ibadah puasa? Apakah kita sudah menjaga adab dan kesopanan dalam menghadapi perbedaan?" ucapnya.
"Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki diri, bukan hanya dalam hal ibadah, tetapi juga dalam hal sikap dan perilaku sosial. Mari jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk membangun toleransi dan keharmonisan di tengah keberagaman," tutup Ulul Albab.
Dengan semangat Ramadhan yang penuh berkah, diharapkan umat Islam dapat menjadi teladan dalam menjaga toleransi dan keharmonisan sosial, meneladani sikap Rasulullah SAW yang selalu mengedepankan kasih sayang dan penghormatan terhadap sesama.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait