Namun, Ulul Albab juga menyoroti tantangan serius yang dihadapi. Banyak fungsi administratif rutin kini tergantikan oleh sistem otomatis. Lulusan yang hanya menguasai keterampilan administratif konvensional berisiko tersingkir.
Keterbatasan literasi digital di lingkungan pendidikan juga menjadi penghambat. Banyak kurikulum yang belum mengenalkan analitik data, pemrograman kebijakan, atau isu etika AI.
"Ada jurang lebar antara teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan," kata Ulul Albab. Jurusan Administrasi Publik harus menjawab tantangan ini dengan perspektif etika, sosiologis, dan kebijakan yang kuat.
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Jurusan Administrasi Publik di era AI, Ulul Albab menyarankan beberapa langkah strategis.
Pertama, mendesain ulang kurikulum menjadi sangat penting, dengan integrasi mata kuliah baru seperti Etika dan Tata Kelola AI, Analitik Kebijakan Publik, Pelayanan Publik Digital, dan Manajemen Proyek Teknologi. Hal ini akan membekali mahasiswa dengan keahlian yang relevan dan dibutuhkan di dunia kerja masa depan.
Selanjutnya, kolaborasi antar disiplin ilmu sangat krusial. Penting untuk mendorong kerja sama dengan jurusan komputer dan data science, baik melalui program minor, kelas multidisiplin, maupun proyek bersama.
Kolaborasi ini akan memperkaya pemahaman mahasiswa tentang teknologi dan penerapannya dalam konteks administrasi publik. Selain itu, perlu juga memberikan kesempatan magang di instansi yang telah memanfaatkan teknologi digital secara intensif, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis dan wawasan terkini.
Terakhir, penguatan literasi etik dan sosial, serta dorongan untuk riset inovatif, menjadi kunci keberhasilan. Mahasiswa harus memahami implikasi etis dan dampak sosial dari penggunaan AI.
Riset di bidang birokrasi digital dan tata kelola teknologi akan menghasilkan solusi inovatif dan memastikan Jurusan Administrasi Publik tetap menjadi pelopor dalam menghadapi tantangan era AI.
"Era AI bukan ancaman, tetapi peluang bagi Administrasi Publik. Asal jurusan ini bersedia berbenah, mengubah paradigma, dan menjadi mitra strategis dalam membangun tata kelola yang cerdas dan manusiawi," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
