Sementara itu, wartawan senior sekaligus penulis buku, Yusron Aminulloh, turut memberikan pandangan. Ia mengapresiasi keberanian Rohmadi yang berani keluar dari zona jurnalistik dan menulis buku akademik. Yusron juga menyoroti nilai-nilai inklusif yang menjadi ciri khas kepemimpinan Kiai As’ad.
“Beliau sosok yang sangat terbuka, bahkan tak segan berguru pada siapa pun, termasuk non-Muslim, jika itu berkaitan dengan kemajuan pendidikan. Inklusivitas beliau luar biasa,” ujar Yusron.
Salah satu terobosan penting yang dikenang adalah keberanian Kiai As’ad mengintegrasikan kurikulum pesantren dengan pendidikan umum. Langkah ini bukan untuk menghapus tradisi pesantren, melainkan memperkuat posisinya agar tetap relevan dan berdaya saing di era modern.
Bedah buku ini tak hanya menjadi forum diskusi, tetapi juga ajang penghormatan terhadap tokoh pendidikan yang telah menorehkan jejak penting dalam sejarah transformasi pesantren di Indonesia. KH. Muh As’ad Umar meninggalkan lebih dari sekadar lembaga pendidikan—beliau meninggalkan nilai, semangat, dan gagasan besar yang terus hidup dalam dinamika zaman.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
