Agus Ridwan, dosen pembimbing mata kuliah Gelar Cipta Karya Tata Busana, menegaskan pentingnya aspek ini.
"Pagelaran ini menunjukkan kesiapan mahasiswa UNIPA untuk terjun ke dunia fashion," tegasnya. Ia menambahkan, mahasiswa tidak hanya belajar estetika, tetapi juga bagaimana merespons isu sosial dan budaya melalui desain.
Gelar Cipta Karya Tata Busana UNIPA 2025 menegaskan komitmen kampus untuk mengembangkan kemampuan teknis mahasiswa sekaligus kepekaan budaya dan keberanian berkarya. Acara ini menjadi bukti bahwa dunia mode bukan hanya soal tren, tetapi juga dialog antara masa lalu dan masa depan, lokalitas dan globalisasi.
Acara ditutup dengan antusiasme tinggi dari penonton dan pelaku industri kreatif. "Paradox City of Surabaya" bukan sekadar peragaan busana, tetapi perayaan kreativitas generasi muda yang menginspirasi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
