SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kemiskinan yang masih mencengkeram wilayah pedesaan di Jawa Timur menjadi perhatian serius Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk miskin di provinsi ini justru berasal dari desa-desa, bukan dari kawasan perkotaan.
Dalam acara Pelantikan Pengurus Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jawa Timur periode 2025–2030 yang berlangsung di Kantor Sekretariat Daerah Provinsi Jatim pada Minggu (3/8/2025), Gubernur Khofifah menegaskan pentingnya peran aktif perangkat desa dalam menekan angka kemiskinan.
“Kerja-kerja yang dilakukan di desa harus makin efektif. Pengentasan kemiskinan di desa adalah pekerjaan rumah bersama,” ujar Khofifah di hadapan ratusan perangkat desa yang hadir.
Merujuk data BPS per Maret 2025, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur tercatat sebanyak 3,87 juta jiwa atau setara 9,50 persen dari total populasi. Menariknya, tingkat kemiskinan di daerah perdesaan mencapai 12,86 persen, jauh lebih tinggi dibanding kawasan perkotaan yang hanya 7,00 persen.
Fenomena ini menandakan masih adanya ketimpangan akses pembangunan dan pelayanan dasar antara kota dan desa. Gubernur Khofifah pun menekankan, perangkat desa tidak bisa lagi hanya menjalankan tugas administratif semata.
“Perangkat desa adalah ujung tombak pembangunan. Mereka pelayan masyarakat, fasilitator pembangunan, penjaga budaya, sekaligus aktor penting ketahanan ekonomi desa,” tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
