SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Isu bahan bakar Pertalite yang diduga tercampur air akhirnya terjawab. Setelah dilakukan penelitian mendalam oleh sejumlah pihak, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lemigas, dan pakar teknik kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), hasilnya menunjukkan bahwa BBM jenis Pertalite aman dan sesuai spesifikasi pemerintah.
Koordinator Pengujian Aplikasi Produk Lemigas Kementerian ESDM, Cahyo Setyo Wibowo, menegaskan pihaknya telah mengambil sampel Pertalite dari berbagai SPBU di Jawa Timur untuk diuji di laboratorium.
“Hasilnya menunjukkan Pertalite masih on specification, atau sesuai dengan ketentuan dalam SK Dirjen Migas Nomor 486 Tahun 2017. Artinya, tidak ditemukan campuran air dalam bahan bakar,” jelas Cahyo.
Ia menambahkan, Lemigas bersama Ditjen Migas akan terus memantau distribusi Pertalite dan siap menindaklanjuti jika ditemukan laporan serupa di wilayah lain. Pemantauan dilakukan secara langsung bersama tim teknis agar kualitas BBM di SPBU tetap terjaga.
Sementara itu, Prof. Renanto, ahli Teknik Kimia ITS, menjelaskan bahwa secara ilmiah, air tidak dapat bercampur dalam jumlah signifikan dengan hidrokarbon yang menjadi bahan utama bensin.
“Hasil uji menunjukkan Pertalite memenuhi standar, sehingga bisa dipastikan bebas air. Jika kendaraan mengalami gangguan, belum tentu penyebabnya dari bahan bakar,” ujarnya.
Menurut Prof. Renanto, penting bagi pengguna kendaraan untuk menyesuaikan jenis bahan bakar dengan spesifikasi mesin. “Gunakan BBM sesuai kebutuhan oktan motor agar performa tetap optimal,” tambahnya.
Hal senada disampaikan oleh mekanik otomotif Surabaya, Juanda, yang kerap menerima keluhan serupa dari pelanggan. Menurutnya, gangguan mesin seperti brebet sering disebabkan oleh busi, sensor injeksi, atau tekanan pompa bensin, bukan semata karena bahan bakar.
“Dari banyak kasus yang datang, paling sering penyebabnya adalah busi kotor atau rusak. Setelah diganti, motor langsung normal lagi,” kata Juanda.
Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru menyalahkan Pertalite sebelum memastikan kondisi kendaraan.
Menindaklanjuti isu tersebut, Pertamina Patra Niaga bersama Lemigas dan Ditjen Migas menggelar konferensi pers di SPBU Jemursari, Surabaya. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat atas perhatian terhadap kualitas BBM.
“Kami serius menanggapi laporan ini dan terus berbenah agar pelayanan energi bagi masyarakat semakin baik,” ujarnya.
Pertamina telah membuka posko pengaduan di ratusan SPBU Jawa Timur dan melakukan pengecekan di hampir 300 titik. Mars Ega menegaskan bahwa seluruh proses distribusi BBM telah mengikuti SOP ketat untuk memastikan tidak ada kontaminasi air.
“Jika ada pihak yang terbukti melanggar SOP dan merugikan masyarakat, kami akan bertindak tegas,” tegasnya.
Kepala Unit Intelkam Polres Surabaya, Iptu Taufik, yang hadir dalam kegiatan tersebut, mengapresiasi keterbukaan Pertamina dan pemerintah dalam menyampaikan hasil uji.
“Peran media sangat penting agar informasi tersampaikan jernih dan tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat,” ujarnya.
Pertamina menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pelayanan di seluruh SPBU. Selain menyalurkan energi, SPBU kini dilengkapi dengan musala, mini market, kafe, fasilitas tambal angin dan air, serta toilet bersih agar masyarakat merasa nyaman.
“Pertamina adalah rumah energi bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami ingin masyarakat datang ke SPBU dan merasa: ini rumah kita bersama,” tutup Mars Ega.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
