Untuk beberapa negara seperti Australia dan Kanada, pemeriksaan fungsi ginjal juga disertakan. Ada pula negara yang mewajibkan tes penyakit menular seksual seperti HIV sebagai bagian dari skrining kesehatan.
RS Premier Surabaya memiliki keunggulan tersendiri karena telah ditunjuk secara resmi sebagai rumah sakit panel visa. Status ini menjadi jaminan bahwa hasil pemeriksaan diakui langsung oleh otoritas kesehatan dan imigrasi negara tujuan.
“Kami memang ditunjuk langsung, dan tidak semua rumah sakit mendapat izin itu,” ujar dr. Luiz.
Pelayanan diupayakan selesai dalam 1x24 jam, kecuali jika ada temuan medis yang perlu pemeriksaan lanjutan. Saat ini, RS Premier juga tengah menyiapkan konsep layanan satu pintu, sehingga pasien dapat melakukan pendaftaran, pemeriksaan, dan rontgen di satu area tanpa harus berpindah tempat.
“Konsepnya sederhana: pasien datang, periksa, rontgen, hasil dibaca, dan langsung bisa pulang. Semua dalam satu jalur pelayanan,” ungkap dr. Luiz.
Meski begitu, dokter panel tidak berwenang memutuskan seseorang boleh atau tidak berangkat.
“Kami hanya melaporkan hasil medis. Keputusan akhir tetap pada pihak imigrasi negara tujuan,” tegas dr. Luiz.
Jika ditemukan masalah kesehatan, seperti hipertensi, pasien akan diberi saran pengobatan terlebih dahulu. Hal ini penting, karena sistem kesehatan di luar negeri cenderung lebih mahal dan kompleks.
Pemeriksaan kesehatan visa bukan sekadar kewajiban administratif. Di baliknya, ada kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan calon migran Indonesia agar dapat berangkat dengan tubuh sehat dan pikiran tenang menuju masa depan baru di negeri orang.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
